KOMPAS.com - Kisah anak kembar Nadya dan Nabila menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Nadya dan Nabila kembar bertemu di Twitter setelah terpisah selama 16 tahun. Keduanya dibesarkan oleh dua keluarga yang berbeda.
Melansir Kompas.com Senin (13/1/2020), Nabila (16) yang kini tinggal di Gowa, Sulawesi Selatan, semula tidak mengetahui dirinya memiliki saudara kembar.
Nabila baru menyadari setelah netizen menunjukkan sosok Nadya yang berparas sangat mirip dengan dirinya.
Ia pun berkomunikasi dengan Nadya yang kini tinggal di Depok, Jawa Barat.
Setelah bertanya dengan keluarga masing-masing, keduanya mengetahui Nabila dan Nadya merupakan saudara kembar.
Kisah tersebut sejalan dengan penuturan Nadya di akun Twitte pribadinya @jonasociety, Sabtu (11/1/2020).
Nadya bercerita ia dan Nabila memiliki satu saudara kembar lagi yang kala itu belum diketahui keberadaannya.
Disampaikan Nadya, ketiganya terpisah lantaran orangtuanya waktu itu tak mampu merawat anak kembarnya.
"Kita (kami) bertiga lahir prematur. Berat badanku cuma 1,5 kilo, Nabila 1,4 kilo, dan yang satu lagi 1,6 kilo," kicaunya di Twitter.
Berkaca dari kisah Nadya dan Nabila, beberapa orang jamak mempertanyakan kaitan bayi kembar dengan kelahiran prematur.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RS JIH Solo, dr. Bima Suryantara, Sp.OG (K), menjelaskan kehamilan kembar merupakan salah satu faktor risiko kelahiran prematur.
Selain itu, ia menyebut kelahiran bayi kurang dari 37 minggu (prematur) juga bisa disebabkan preeklamsia, masalah plasenta, hingga janin bermasalah.
"Ukuran rahim manusia idealnya diisi satu bayi. Secara fisiologis, rahim jadi makin penuh. Padahal daya tampungnya terbatas. Ini yang menyebabkan bayi kembar terkadang lahir prematur," jelasnya ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (14/1/2020).
Dokter yang akrab disapa Bima ini mengatakan, kehamilan kembar juga berisiko membuat ibu hamil mengalami ketuban pecah dini.