KOMPAS.com - Ejakulasi dini adalah gangguan seks yang paling umum dilaporkan oleh sebagian besar pria dewasa.
Sebuah penelitian yang diterbitkan Drug Discovery Today Journal tahun 2016 bahkan menyatakan 20-30 persen pria di dunia pernah mengalami ejakulasi dini.
Melansir buku Terapi Seks: untuk Kebahagiaan & Keharmonisan Rumah Tangga karya Sri Haryanti S. Nugroho (2009), seorang pria bisa dikatakan mengalami ejakulasi dini ketika dia tak bisa mengendalikan ejakulasinya.
Baca juga: Mana Lebih Aman: Besarkan Penis Pakai Obat, Alat, Pijat atau Operasi?
Apabila hal itu terjadi, biasanya akan mengakibatkan rasa kecewa dan tidak puas karena hubungan seks jadi berlangsung singkat dan tidak sesuai dengan kehendaknya.
Gejala pembekuan darah di otak tak hanya sakit kepala. Penderita juga bisa merasakan gangguan penglihatan sampai koordinasi tubuh.
Para pria yang menderita masalah ini bisa juga merasa malu terhadap pasangannya.
Jika ejakulasi dini dibiarkan berlanjut, para penderita bisa mengalami disfungsi ereksi.
Dampaknya tidak lain wanita yang menjadi pasangannya akan merasa sering kecewa dan tidak puas karena hubungan seks berakhir cepat.
Lebih jauh, dorongan seks mereka bahkan bisa hilang.
Di dalam buku tersebut diterangkan, ejakulai erat sekali kaitannya dengan orgasme, tetapi kedua hal itu merupakan peristiwa yang berbeda.
Pada pria normal, orgasme disertai dengan ejakulasi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.