Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Obat yang Diperlukan untuk Mengatasi DBD

Kompas.com - 18/01/2020, 20:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Gejala demam berdarah dengue (DBD) yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa cenderung sama.

Mereka yang menderita DBD biasanya akan merasakan kondisi, sebagai berikut:

  • Demam selama 2 – 7 hari
  • Suhu tubuh cenderung tinggi, berkisar 39 – 40 derajat celcius
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri atau ngilu sendi
  • Sakit kepala
  • Kadang muncul ruam kemerahan di kulit
  • Batuk dan pilek, namun jarang

dr. Arifianto, Sp.A dan dr. Nurul I. Hariadi, FAAP, dalam buku mereka berjudul Berteman dengan Demam (2017), menerangkan penderita DBD tak harus dirawat di rumah sakit (RS).

Baca juga: Berikut Penanganan Tepat Demam Berdarah Sesuai dengan 3 Fase DBD

Ketika ada anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD masih dapat makan atau minum dan bisa buang air kecil minimal 6 jam sekali, mereka bisa dikatakan belum mengalami dehidrasi dan dapat dipantu di rumah.

Namun, apabila tidak mau makan dan minum sehngga berisiko mengalami dehidrasi, anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD itu lebih baik segera diantar ke RS.

Obat penderita DBD

Lebih lanjut, Arifianto dkk., menjelaskan soal obat untuk penderita DBD.

Menurut mereka, prinsip pengobatan infeksi virus dengue hanyalah pemberian cairan yang cukup.

Oleh sebab itu, ketika dirawat di RS, pasien DBD akan diberikan cairan infus.

Mereka juga akan dipantau tanda vitalnya secara rutin dan keluar masuknya cairan tubuh sampai kondisinya membaik dengan senidirinya.

Ketika terserang DBD, seseorang akan mengalami peningkatan nilai hematokrit, di mana cairan tubuh “merembes” keluar dari pembuluh darah menuju rongga-rongga tubuh di sekitarnya.

Baca juga: Jangan Sampai Telat, Kenali 7 Ciri DBD pada Anak Harus Dirawat di RS

Ketika cairan tubuh keluar ke rongga pleura (selaput pembungkus paru-paru) dan rongga peritoneum (lapisan di perut di luar usus dan organ perut lainnya, otomatis tubuh relatif akan kekurangan cairan.

Maka dari itu, pemberian cairan baik lewat mulut maupun infus menjadi terapi utama mengobati DBD.

Arifianto dkk. menerangkan penyakit DBD menjadi bahaya hingga dapat mematikan jika perembesan cairan tubuh yang dinamakan “kebocoran plasma” berlangsung masif dan tidak diimbangi masuknya air.

“Hal ini dapat menyebabkan kondisi syok, yaitu tubuh kekurangan oksigen di banyak selnya,” tulis mereka.

Selain itu, kebocoran plasma juga bisa menyebabkan perdarahan hebat hingga kerusakan fungsi organ lain yang semuanya dapat memicu kematian.

Tak butuh antibiotik

Arifianto dkk. menegaskan secara umum penanganan DBD adalah dengan menjaga kecukupan cairan pada para penderita karena tingginya risiko dehidrasi.

Baca juga: 6 Cara Tingkatkan Daya Tahan Tubuh untuk Hindari DBD

Menurut mereka, penyakit akibat infeksi dengue disebabkan oleh virus jadi tidak membutuhkan antibiotik untuk pengobatannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau