Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan Orangtua, Anak-anak juga Bisa Alami Gangguan Mental

Kompas.com - 22/01/2020, 10:09 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak hanya orang dewasa, gangguan kesehatan mental juga bisa dialami anak-anak.

Sayangnya, memang tidak mudah mendeteksi gejala gangguan mental di usia kanak-kanak.

Ini karena anak-anak memiliki perbedaan yang besar dibandingkan dengan orang dewasa. Terlebih, anak-anak akan mengalami perubahan fisik, mental, dan emosional selama tumbuh kembangnya.

Oleh karena itu, diagnosis apa pun mengenai gangguan mental harus mempertimbangkan seberapa baik anak berfungsi di rumah, dalam keluarga, di sekolah, dan dengan teman-teman sebayanya, serta juga mempertimbangkan usia dan gejala anak.

Anak-anak yang sehat secara mental memiliki kualitas hidup yang positif dan dapat berfungsi dengan baik di rumah, di sekolah, dan di komunitas mereka.

Baca juga: Rawan Gangguan Mental, Pentingnya Psychological First Aid saat Banjir

Ada beberapa jenis gangguan mental yang bisa terjadi di usia kanak-kanak. Melansir Mayo Clinic, berikut gangguan mental yang biasa terjadi pada anak-anak:

1. Gangguan kecemasan

Anak-anak yang memiliki gangguan kecemasan biasanya merespons hal atau situasi tertentu dengan ketakutan.

Mereka juga menunjukkan tanda-tanda fisik dari kecemasan, seperti detak jantung cepat dan berkeringat.

2. Attention-deficit / hyperactivity disorder (ADHD)

Kondisi ini membuat anak-anak sulit fokus, cenderung hiperaktif dan berperilaku impulsif.

3. Autism spectrum disorder (ASD)

Gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan serius yang muncul pada anak usia dini, biasanya sebelum usia 3.

Meskipun gejala dan tingkat keparahan bervariasi, ASD selalu memengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

4. Gangguan Makan

Gangguan makan - seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan gangguan makan berlebihan - adalah kondisi yang serius, bahkan mengancam jiwa bagi anak-anak.

Kondisi ini membuat perilaku anak tidak biasa saat berhubungan dengan kegiatan makan. Anak dengan gangguan makan juga cenderung memiliki masalah berat badan.

5. Gangguan mood

Gangguan suasana hati - seperti depresi dan bipolar - dapat menyebabkan seorang anak merasakan perasaan sedih yang terus-menerus atau perubahan suasana hati ekstrem.  yang jauh lebih parah daripada perubahan suasana hati yang umum pada banyak orang.

Baca juga: Benarkah Makin Tua Kian Rentan Alami Gangguan Mental?

6. Skizofrenia

Penyakit mental kronis ini menyebabkan anak kehilangan kontak dengan kenyataan (psikosis). Skizofrenia paling sering muncul pada remaja akhir hingga 20-an.

Gejala

Melansir laman SehatQ, ada berbagai gejala yang menunjukan gangguan kesehatan mental pada anak. Berikut gejala tersebut:

- Perubahan suasana hati

Perhatikan apakah anak merasa sedih atau putus asa yang berlangsung setidaknya dua minggu atau lebih.

Atau cek juga apakah anak mengalami perubahan suasana hati yang parah sehingga menyebabkan masalah di rumah maupun di sekolah.

- Perasaan yang kuat

Waspadai jika anak memiliki perasaan takut yang luar biasa tanpa alasan - bahkan kadang-kadang disertai jantung berdebar atau napas yang cepat - atau kekhawatiran berlebihan sehingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

- Perubahan perilaku

Perhatikan apakah anak mengalami perubahan drastis dalam perilaku atau kepribadiannya. Misalnya saja ia jadi sering berkelahi atau memiliki keinginan menyakiti orang lain.

- Sulit berkonsentrasi

Apakah anak kesulitan untuk duduk tenang dan berkonsentrasi? Biasanya hal ini membuat nilainya jelek di sekolah.

- Sering sakit

Dibandingkan dengan orang dewasa, gangguan mental pada anak biasanya menunjukkan gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut daripada rasa sedih atau cemas.

- Melukai diri sendiri

Kadang-kadang gangguan kesehatan mental menyebabkan anak nekat melukai dirinya sendiri. Tak jarang mereka berpikir untuk bunuh diri.

Baca juga: Mengenal Halusinasi dan Delusi, Gejala Gangguan Mental Psikosis

Cara mengatasi

Cara terbaik untuk mengatasi gangguan mental pada anak adalah dengan berkonsultasi pada dokter.

Orangtua juga perlu berbicara dengan guru atau teman dekat sang anak jika terdapat perubahan perilaku pada sang buah hati.

Setelah dokter melakukan diagnosis mengenai gangguan mental yang terjadi pada anak, biasanya akan dilakukan metode pengobatan dengan cara berikut:

- Psikoterapi

Psikoterapi, juga dikenal sebagai terapi bicara atau terapi perilaku, adalah cara untuk mengatasi masalah kesehatan mental dengan berbicara dengan psikolog atau penyedia kesehatan mental lainnya.

Psikoterapi dapat membantu anak belajar bagaimana merespons situasi yang menantang dengan keterampilan koping yang sehat.

- Pemberian obat

Dokter atau penyedia kesehatan mental anak biasanya merekomendasikan agar anak mengonsumsi obat tertentu - seperti stimulan, antidepresan, obat anti-kecemasan, antipsikotik atau penstabil suasana hati - untuk merawat kondisi kesehatan mentalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau