Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Tinggi Demam yang Jadi Gejala Virus Corona? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 28/01/2020, 13:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Wabah virus corona baru atau 2019-nCoV tengah menyita perhatian dunia.

Serangan virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut bahkan terkonfirmasi telah menyebar di setidaknya 13 negara lain.

Pemerintah Indonesia sendiri diketahui terus melakukan upaya pencegahan penyebaran virus tersebut.

Baca juga: Cara Pakai Hand Sanitizer untuk Cegah Penularan Infeksi Virus Corona

Ada beberapa gejala virus corona baru yang perlu diketahui masyarakat sebagai langkah antisipasi.

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dr. Jatu Aphridasari, Sp.P (K), menyebut gejala Wuhan corona virus seperti penyakit saluran atas ringan hingga sedang atau mirip flu biasa.

Gejalanya, yakni:

  • Demam
  • Batuk
  • Pilek
  • Sakit tenggorokan

“Gejalanya yang pasti suhu tubuh akan meningkat karena terkena virus,” jelas Jatu saat menjadi narasumber dalam Talk Show "Kesiapan RSUD Dr. Moewardi Menghadapi Corona Virus Jenis Baru" yang ditayangkan secara live streaming, Selasa (28/1/2020).

Suhu tubuh 38 derajat

Jatu menerangkan suhu tubuh 38 derajat atau lebih sudah bisa mengindikasikan seseorang terkena Wuhan corona virus.

Baca juga: Sama-sama Virus Corona: Perbedaan SARS, MERS, dan Pneumonia Wuhan

Namun, demam saja tak cukup membuktikan seseorang telah terjangkit corona virus jenis baru.

Menurut dia, pada beberapa orang dengan kekebelan tubuh rendah, virus ini bahkan dapat juga menyebabkan pneumonia atau bronkitis.

Orang dengan kekebalan tubuh lemah yang dimaksud, di antaranya termasuk warga lanjut usia (lansia), anak-anak, dan wanita hamil.

Faktor risiko virus corona

Selain gejala, Jatu juga membeberkan informasi mengenai faktor risiko seseorang rentan terkena Wuhan corona virus.

Beberapa faktor risiko itu, di antaranya:

  1. Punya riwayat ke China atau wilayah yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit) dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala
  2. Kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV
  3. Mengunjungi fasilitas keshatan di negara di mana infeksi 2019-nCoV menjangkit
  4. Kontak dengan hewan (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di negara yang diketahui kasus 2019-nCoV bersirkulasi pada hewan atau manusia akibat penuaran hewan (zoonosis)

"Fakor risiko yang paling membedakan Wuhan corana virus dengan penyakit lain untuk sekarang adalah seseorang pernah ke dataran China dalam 14 hari terakhir," jelas Jatu.

Dia menyampaikan hingga kini belum ditemukan obat atau vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah serangan virus corona baru.

"Sementara yang terpenting yang bisa kita lakukan sekarang adalah selalu menjaga daya tahan tubuh," terang Jatu.

Baca juga: Cara Pakai Masker untuk Cegah Penularan Infeksi Virus Corona

Jatu mengungkapkan peningkatan daya tahan tubuh bisa dicapai dengan sejumlah upaya, berikut:

  • Cukup istirahahat atau cukup tidur
  • Menjaga pola hidup bersih dan sehat
  • Makan makanan bergizi
  • Olahraga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau