Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2020, 08:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Stadium adalah cara untuk menjelaskan ukuran sampai tingkat keganasan pertumbuhan sel kanker.

Sebelum mendiagnosis kanker seorang pasien, dokter lebih dulu melakukan serangkaian pemeriksaan.

Menurut laman resmi American Cancer Society, pemeriksaan sebelum penentuan stadium kanker dilakukan lewat berbagai cara, tergantung persebaran sel kanker.

Pemeriksaan fisik dan tes darah digunakan untuk deteksi awal keberadaan kanker.

Baca juga: Apakah Kanker Bisa Disembuhkan?

Selain itu, ada tes pencitraan seperti x-ray, CT scan, MRI, ultrasound, dan PET scan untuk memastikan persebaran sel kanker.

Ada juga pemeriksaan lewat biopsi, yakni pengambilan sampel jaringan tumor untuk diteliti di bawah mikroskop.

Mengapa perlu mengetahui stadium kanker?

Setelah mengetahui ukuran, posisi, sampai tingkat keganasan sel kanker, dokter dapat menentukan opsi penanganan kanker terbaik bagi pasiennya.

Sebagai contoh, pengobatan untuk kanker stadium awal bisa lewat operasi atau radiasi. Sedangkan kanker stadium akhir membutuhkan kemoterapi.

Selain digunakan untuk menentukan perawatan yang tepat untuk mengontrol kanker, informasi stadium kanker juga dapat digunakan untuk menguji efektivitas pengobatan.

Kendati penting bagi pasien, dokter, dan ilmu pengetahuan, namun tidak semua kanker diberi stadium.

Salah satunya leukemia. Kanker darah ini tidak diberi stadium karena sifatnya menyebar ke seluruh tubuh dan tidak berupa tumor.

Baca juga: Kenali Faktor Risikonya, Berikut 10 Cara Efektif Mencegah Kanker

Bagaimana prosedur pemeriksaan stadium kanker?

Prosedur pemeriksaan stadium kanker oleh dokter awalnya dilakukan pemeriksaan tumor utama (primer).

Tumor primer tersebut dicek ukurannya, lokasi, dan kemungkinan muncul tumor di area sekitarnya.

Setelah itu, dokter giliran memeriksa kelenjar getah bening terdekat. Tujuannya, untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke sana.

Kelenjar getah bening adalah kumpulan sel imun berbentuk mirip kacang.

Beberapa jenis kanker menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar tumor utama, sebelum menjangkiti bagian tubuh lainnya.

Tahap selanjutnya, dokter melihat kemungkinan kanker menyebar ke bagian tubuh lain, yang jauh dari tumor induk. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah medis metastasis.

Baca juga: Pengobatan Kanker Payudara Tanpa Kemoterapi, Bisakah?

Jenis stadium kanker

Para dokter menggunakan standarisasi stadium yang sama untuk menentukan ukuran, persebaran, dan tingkat keganasan kanker.

Melansir laman resmi Cancer Research UK, terdapat dua jenis utama stadium untuk kanker, yakni sistem TNM dan sistem angka.

Sistem TNM atau singkatan dari tumor, node, metastasis, menggunakan kombinasi huruf dan angka.

  • T mengacu pada ukuran kanker dan seberapa jauh persebarannya ke jaringan terdekat, skalanya 1 sampai 4.
  • N menunjukkan apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, skalanya bisa 0 (tidak ada) sampai 3 (banyak).
  • M menunjukkan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, skalanya 0 (belum menyebar) sampai 1 (menyebar).

Baca juga: Masih Jadi Momok, Berikut 5 Cara Kurangi Risiko Kanker Payudara

Selain itu, ada juga sistem stadium menggunakan angka. Penulisannya jamak menggunakan angka Romawi I-IV.

  • Stadium I artinya kanker ditemukan di stadium awal saat ukuran tumor relatif kecil dan belum menyebar.
  • Stadium II artinya ukuran tumor lebih besar dari stadium I, tetapi kanker belum menyebar ke jaringan sekitar. Kadang, ditemukan menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
  • Stadium III artinya ukuran kanker lebih besar, terkadang sudah menyebar ke jaringan sekitarnya. Selain itu, ditemukan sel kanker di kelenjar getah bening sekitar tumor utama.
  • Stadium IV artinya kanker telah menyebar dari tumor induk ke organ tubuh lain. Kondisi ini disebut kanker sekunder atau metastasis.

Baca juga: Serba-serbi Kanker, dari Dinosaurus, Fosil, hingga Fakta Terkini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com