KOMPAS.com - Tidak ada yang mau ditinggal pergi selamanya oleh orang tersayang.
Rasa sedih dan kehilangan mendalam tentu hadir di tengah peristiwa memilikan tersebut. Namun tahukah Anda, kematian orang tercinta juga bisa menyebabkan gangguan mental?
Rasa sedih adalah hal yang wajar terjadi ketika kita kehilangan orang tercinta. Namun, kesedihan tersebut biasanya diekspresikan secara fisik, emosional, dan psikologis.
Baca juga: Perhatikan Orangtua, Anak-anak juga Bisa Alami Gangguan Mental
Misalnya, menangis adalah ekspresi fisik, sedangkan depresi adalah ekspresi psikologis.
Jika kesedihan tersebut terus berlaru-larut, bisa jadi adalah pertanda dari prolonged grief disorder.
Prolonged grief disorder merupakan gangguan kesedihan yang berkepanjangan mengacu pada sindrom yang terdiri dari serangkaian gejala yang berbeda setelah kematian orang yang dicintai.
Seseorang yang mengalami sindrom tersebut biasanya mengalami kesedihan mendalam secara intesif selama lebih dari 12 bulan usai kematian orang yang dicintainya.
Biasanya, kesedihan berlarut-larut tersebut menyebabkan seseorang selalu teringat pada orang yang dicintainya hingga mengganggu aspek-aspek lain kehidupan mereka.
Namun, ada juga yang berusaha menghindari ingatan atau kegiatan yang mengingatkan mereka akan peristiwa kehilangan tersebut.
Melansir Mayo Clinic, prolonged grief disorder dapat memengaruhi kita secara fisik, mental, dan sosial. Tanpa perawatan yang tepat, sindrom tersebut bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti:
Baca juga: Mengatasi Kesedihan dan Depresi Setelah Kematian Orang Tercinta
Melansir laman Psycom.net, kematian orang tersayang yang terjadi secara tiba-tiba bisa menimbulkan respons emosional yang kuat.
Hal inilah yang bisa memicu terjadinya gejala prolonged grief disorder.
Menurut riset yang diterbitkan dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health, kematian orang tersayang - terutama jika terjadi secara tiba-tiba - akan menimbulkan pengalaman traumatis.
Pengalaman duka tersebut juga bisa mendatangkan episode depresi, gangguan panik dan gangguan stres pasca trauma, yang merupakan bagian dari Prolonged grief disorder.
Melansir Psychology Today, kesedihan adalah hal yang wajar terjadi dalam diri manusia.