Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2020, 18:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Pemenuhan gizi optimal anak pada dua tahun pertama ditopang oleh air susu ibu (ASI).

Belakangan, banyak orangtua mengandalkan ASI yang diperah untuk memenuuhi kebutuhan asupan si kecil.

Agar tetap aman dikonsumsi bayi, cara menyimpan dan menghangatkan ASI perah (ASIP) tidak bisa sembarangan.

Baca juga: Ibu Menyusui Jangan Cemas Hasil ASI Perah Sedikit, Coba Tips Berikut

Melansir dari Buku Pintar ASI dan Menyusui (2014) oleh F.B. Monika, ASI perah bisa rusak karena proses pemerahan dan penyimpanan yang tidak higienis.

ASI perah yang sudah rusak ditandai dengan bau tengik dan asam yang menyengat, seperti susu sapi yang sudah basi.

Selain itu, ciri ASI basi lainnya adalah tampilan ASI jadi berserabut dan tampak seperti nanah.

ASI perah bisa bertahan berapa jam?

Melansir Mayo Clinic, daya tahan ASI perah sangat tergantung pada metode penyimpanan. Antara lain:

  • Suhu ruangan: ASI yang baru diperah dapat tahan empat sampai enam jam di suhu ruangan. Dengan catatan, gunakan wadah penyimpanan yang higienis.
  • Cooler bag dengan es batu: ASI perah bisa tahan sampai satu hari saat disimpan di cooler bag yang diberi es batu.
  • Kulkas: ASI perah bisa tahan sampai tiga hari saat disimpan di kulkas bagian belakang (tidak dekat pintu). Dengan catatan, kondisi kulkas dalam keadaan bersih.
  • Freezer: ASI perah yang dibekukan di freezer bagian belakang (tidak dekat pintu) bisa tahan sampai enam bulan.

Baca juga: Apakah Ibu Menyusui Boleh Minum Kopi?

Kendati ada beberapa rentang waktu aman penyimpanan ASI perah, Anda perlu mempertimbangkan semakin lama ASI disimpan, kandungan vitamin C-nya bisa turun.

Cara mengamankan ASI Perah saat mati lampu

Pemadaman listrik atau mati lampu menjadi hal yang paling dikhawatirkan orangtua yang memberikan ASI perah pada bayinya.

Terlebih jika lamanya waktu pemadaman listrik tak menentu. Hal itu dikhawatirkan rentan membuat tabungan ASI perah rusak.

Baca juga: MPASI Tunggal dan 4 Bintang, Mana yang Lebih Baik?

Jangan khawatir. Berikut tips mengamankan ASIP saat mati lampu, dilansir dari buku Superbook for Supermom: Bagian 3 (2015) oleh Tim Admin Grup Sharing ASI-MPASI:

  • Jangan sering-sering buka tutup freezer

ASI perah beku masih bisa diselamatkan dengan cara tidak membuka dan menutup freezer terlalu sering.

ASIP bisa tetap membeku hingga 48 jam, asalkan pintunya tetap tertutup.

Letakkan ASIP di bagian dalam freezer, yang jauh dari pintu. Bagian dalam freezer suhunya lebih dingin dan suhunya cenderung tidak gampang naik saat kulkas mati.

  • Rajin-rajin cek es batu di cooling box

Saat listrik mati seharian, Anda bisa menyimpan ASI perah di tas tertutup lalu masukkan ke cooling box yang diberi es batu. Ganti es batu saat sudah mencair.

  • Menitipkan ASIP ke tempat yang punya listrik cadangan

Coba cari restoran, warung, toko, tetangga, kerabat di sekitar yang memiliki cadangan listrik atau generator.

Lalu tanyakan kesediaannya untuk meluangkan sebagian freezer-nya sebagai tempat penyimpanan ASIP Anda.

Namun, orangtua perlu cermat untuk memberikan label khusus. Tujuannya, agar ASIP tidak tertukar dengan milik orang lain yang kemungkinan juga menitipkannya.

Pastikan kondisi freezer yang dititipi ASI perah bersih, tidak berbau, dan tidak bercampur daging mentah.

  • Cek kondisi ASI setelah listrik menyala

Saat listrik sudah menyala, cek apakah ASI perah masih membeku atau tidak. Jika masih ada di titik beku, ASI masih bisa diselamatkan.

Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum. menjelaskan, demi keamanan pangan sebaiknya ASI beku yang sudah mencair tidak dibekukan lagi.

"Sebaiknya ASI beku yang sudah mencair tidak dibekukan lagi," jelasnya, ketika berbincang dengan Kompas.com, Selasa (25/2/2020).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau