Kondisi itu dapat dibuktikan dengan temuan adanya beberapa tanda peradangan yang berkeliaran di dalam pembuluh darah, seperti peningkatan jumlah leukosit dan kehadiran C-reactive protein (CPR).
Baca juga: 10 Penyebab Serangan Jantung yang Kerap Disepelekan
Peradangan itulah yang akhirnya membuat penderita serangan jantung mungkin akan merasa:
Semua gejala tersebut diketahui kerap ditafsirkan oleh orang awam sebagai gejala masuk angin atau angin duduk.
Karena menduga itu, mereka kemudian mengakses pengobatan sederhana, seperti minta kerokan atau hanya minum obat pereda rasa sakit.
Padahal, orang-orang tersebut seyogyanya membutuhkan penanganan medis lebih serius.
Jadi, penderita gejala masuk angin atau angin duduk harus ditangani dengan penuh kewaspadaan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK).
Bisa jadi, gejala yang mereka rasakan justru adalah pertanda angin (oksigen) yang hendak masuk ke jantung terhambat akibat penyumbatan pembuluh koroner.
Baca juga: Diawali Nyeri Dada, Ini Beda Gejala pada GERD dan Serangan Jantung
Kondisi inilah yang kiranya bisa dipahami atau dianggap sebagai "masuk angin" yang dapat mematikan.
Dalam buku Agar Jantung Sehat (2010) karya Pangkalan Ide, dijelaskan juga bahwa gejala PJK bisa sama persis seperti orang yang mengeluh masuk angin.
Secara umum, orang yang menderita PJK juga menunjukkan gejala lemas, nyeri di dada kiri yang bisa menjalar ke lengan kiri dan leher serta diseriati kembung di perut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.