KOMPAS.com - Gunung Merapi dilaporkan kembali erupsi pada Selasa (3/3/2020) pukul 05.33 WIB.
Salah satu hal yang perlu diwaspadai dari fenomena alam tersebut, yakni munculnya abu vulkanik di sejumlah daerah di sekitar gunung.
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi, Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Harsini, Sp.P (K), mengatakan komponen abu vulkanik yang halus memiliki sifat iritatif dan korosif karena memiliki kandungan asam.
Baca juga: Masker Tak Efektif Cegah Virus Corona, Malah Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi
Dalam waktu singkat, abu vulkanik bisa saja menyebabkan iritasi pada kulit sehingga terasa gatal dan berubah kemerahan.
Iritasi itu juga bisa terjadi pada mata sehingga menimbulkan rasa perih dan berair.
Bukan hanya itu, ukuran abu vulkanik yang sangat halus juga bisa terhirup ke saluran pernapasan atas hingga menyebabkan iritasi di sana.
"Gejala yang timbul biasanya hidung terasa gatal dan tenggorokan sakit," kata Harsini saat diwawancarai Kompas.com, Selasa.
Harsini membenarkan abu vulkanik yang berukuran lebih kecil lagi yakni di bawah 5 mikron bahkan dapat masuk ke dalam paru-paru.
Jika hal itu sampai terjadi, seseorang bisa kemudian mengalami batuk-batuk.
Pada kondisi tertentu, mereka bahkan mungkin akan mengalami batuk berdahak, sakit dada, hingga sesak napas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.