KOMPAS.com - Sejumlah penyakit bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin. Akan tetapi, ada beberapa penyakit yang lebih rentan menyerang wanita.
Beberapa faktor seperti usia, genetik, dan hormon meningkatkan risiko suatu penyakit pada wanita.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO (2015) menunjukkan, kematian akibat penyakit sebanyak 70 persen justru berasal dari penyakit tidak menular.
Baca juga: Awas, Badan Kurus Tapi Perut Buncit Bisa Sebabkan Penyakit Jantung
Untuk itu, Anda sebaiknya waspada terhadap beberapa jenis penyakit yang rentan menyerang wanita. Berikut beberapa di antaranya:
Penyakit jantung lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2018) Indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner wanita sebesar 1,6 persen.
Angka kejadian tersebut lebih tinggi dibandingkan prevalensi penyakit jantung koroner pada pria, yakni sebesar 1,3 persen.
Menurut dokter Cindy Pearson dari National Women's Health Network AS, kasus penyakit jantung pada wanita bisa lebih tinggi daripada pria karena banyak penderita yang tidak merasakan gejala penyakit tersebut.
Pasalnya, wanita sering tidak mengalami gejala nyeri dada yang khas menjadi tanda penyakit jantung.
Saat mengidap penyakit jantung, wanita bisa hanya merasakan gejala sakit rahang, sakit bahu, mual, muntah, atau napasnya pendek-pendek.
Mengingat gejala tersebut cukup umum menjadi tanda penyakit lain, beberapa wanita baru mengetahui dirinya mengidap penyakit jantung saat kondisinya sudah parah atau fatal.
Wanita juga perlu waspada pada penyakit jantung, terutama jika punya riwayat kebiasaan merokok, malas bergerak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes.
Baca juga: 6 Manfaat Kacang Hijau, untuk Kesehatan Jantung sampai Ibu Hamil
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita.
Menurut data Globocan (2018), angka kejadian kanker tertinggi pada wanita adalah kanker payudara, yakni 42,1 kasus per 100.000 penduduk.
Sejumlah ahli menyebut, ketakutan berlebihan akan penyakit kanker payudara membuat wanita enggan melakukan pemeriksaan atau skrining awal ke dokter.
Kondisi tersebut membuat penanganan kanker payudara pada wanita acapkali terlambat.