Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2020, 07:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline,

KOMPAS.com - Ketika infeksi virus sedang mewabah, antiseptik dan desinfektan menjadi buruan banyak orang.

Dua bahan kimia tersebut memang ampuh untukmencegah infeksi atau penularan bakteri dan virus penyebab berbagai penyakit, termasuk virus Corona yang saat ini sedang mewabah.

Antiseptik dan desinfektan memang ampuh untuk membunuh mikroorganisme penyebar penyakit. Keduanya juga seringkali dianggap sama oleh banyak orang namun memiliki beberapa perbedaan mendasar.

Baik antiseptik dan desinfektan, keduanya terbuat dari bahan kimia yang disebut dengan biosida. Namun, kandungan biosida dalam antiseptik lebih rendah daripada desinfektan.

Baca juga: Benarkah Suplemen Efektif Tingkatkan Daya Tahan Tubuh?

Memahami antiseptik

Antiseptik bekerja dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme.

Zat ini biasanya digunakan di rumah sakit dan pengaturan medis lainnya untuk mengurangi risiko infeksi selama operasi dan berbagai prosedur medis lainnya.

Antiseptik digunakan untuk melindungi tubuh manusia atau dengan diaplikasikan di permukaan kulit.

Melansir Healthline, antiseptik biasanya digunakan untuk berbagai hal berikut:

  • Mencuci tangan. Profesional medis menggunakan antiseptik untukmembersih tangan dari berbagai mikroorganisme penyebab penyakit.
  • Membasmi kuman di membran mukosa atau organ internal. Antiseptik dapat diaplikasikan pada uretra, kandung kemih, atau vagina untuk membersihkan daerah tersebut sebelum memasukkan kateter. Zat ini juga dapat membantu mengobati infeksi di area tersebut.
  • Membersihkan kulit sebelum operasi. Antiseptik juga dapat diaplikasikan pada kulit sebelum segala jenis operasi untuk melindungi terhadap mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada pada kulit.
  • Mengobati infeksi kulit. Anda dapat membeli antiseptik OTC untuk mengurangi risiko infeksi pada luka ringan, luka bakar, dan luka.
  • Mengobati infeksi tenggorokan dan mulut. Beberapa pelega tenggorokan mengandung antiseptik untuk membantu mengatasi sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri.

Antiseptik juga terdiri dari berbagai variasi seperti berikut:

  • Klorheksidin dan biguanida yang biasa digunakan pada luka terbuka dan saluran kandung kemih.
  • Larutan antibakterial untuk membantu mengobati luka dan luka bakar.
  • Peroksida dan permanganat yang sering digunakan dalam obat kumur antiseptik dan luka terbuka.
  • Turunan fenol terhalogenasi yang biasa digunakan dalam larutan pembersih dan sabun.

Baca juga: 3 Alasan Hand Sanitizer Buatan Sendiri Tak Efektif Tangkal Corona

Efek samping antiseptik

Beberapa antiseptik mengandung bahan kimia kuat yang dapat menyebabkan iritasi atau luka bakar jika diaplikasikan pada kulit tanpa diencerkan terlebih dahulu.

Bahkan, penggunaan antiseptik berlebihan juga bisa mengakibatkan dermatitis kontak iritan. Kita juga harus menghindari penggunaan antiseptik OTC untuk luka serius seperti:

  • cedera mata
  • gigitan manusia atau hewan
  • luka yang dalam atau besar
  • luka bakar parah
  • luka yang mengandung benda asing.

Memahami desinfektan

Desinfektan juga memiliki fungsi yang serupa dengan antiseptik. Namun, zat kimia dalam desinfektan memiliki sifat yang keras bahkan panas sehingga lebih cocok digunakan pada benda mati yang berpotensi menjadi sarang mikroorganisme penyebab penyakit.

Melansir Hello Sehat, desinfektan dibagi menjadi dua jenis penggunaan, yaitu di rumah sakit dan untuk penggunaan umum.

Penggunaan desinfektan di rumah sakit cukup penting untuk mengendalikan infeksi yang tersebar.

Cairan ini juga dipakai untuk mensterilkan alat medis, lantai, dinding, dan permukaan lainnya.

Sementara itu, desinfektan yang masih tergolong umum dipakai di rumah, kolam renang, dan sebagai pemurni air.

Desinfektan juga diklaim lebih efektik untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit daripada cairan pembersih lainnya.

Efek samping desinfektan

Meski ampuh membunuh kuman dan virus penyebab penyakit, desinfektan mengandung senyawa kimia yang cukup kuat ini ternyata dapat menimbulkan berbagai efek samping terhadap kesehatan dan lingkungan.

Penggunaan cairan desinfektan juga dapat menimbulkan keracunan pada anak-anak dan orang dewasa. Penggunaan desinfektan jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko asma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com