Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Sabun Khusus Antibakteri untuk Cuci Tangan Cegah Penyakit?

Kompas.com - 08/03/2020, 14:59 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Rajin menjaga kebersihan dengan mencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu cara melindungi diri dari tertular penyakit.

Terlebih saat musim penyakit flu, batuk, pilek, diare, atau wabah virus corona merebak.

Banyak orang jadi lebih sadar untuk untuk semakin menjaga kebersihan tangan.

Jadi, apakah kita perlu mencuci tangan dengan sabun khusus antibakteri?

Sebelum membahas mengenai sabun untuk mencuci tangan, ada baiknya Anda mengetahui cara kerja sabun dalam mencegah penularan penyakit.

Baca juga: Bisakah Sabun Batangan Menularkan Penyakit?

Sabun tidak membunuh mikroba

Berbagai mikroba seperti kuman, virus, dan bakteri setiap saat dapat menempel pada minyak di tangan kita.

Melansir Live Science, salah satu cara untuh menghilangkan mikroba tersebut adalah dengan membersihkannya.

Tidak seperti alkohol yang dapat membasmi mikroba, sabun dapat membantu membersihkan tubuh dengan cara menyingkirkan kuman, bakteri, atau virus.

Saat Anda mencuci tangan hanya dengan air mengalir, minyak yang mengandung mikroba bisa jadi masih tertinggal atau menempel di kulit.

Baca juga: 11 Langkah Cuci Tangan yang Benar Agar Tak Tertular Penyakit

Sementara saat Anda mencuci tangan dengan sabun, molekul sabun yang dapat mengikat minyak sekaligus air, melarutkan minyak yang mengandung mikroba tersebut ke air mengalir.

Untuk itu, agar cuci tangan dengan sabun efektif menyingkirkan biang penyakit, Anda perlu waktu setidaknya 20 detik dan menggosok seluruh bagian tangan termasuk punggung tangan, sela-sela jari, dan ujung jari.

Setelah dicuci, pastikan untuk mengeringkan tangan. Pasalnya, tangan yang basah atau lembab menjadi tempat sempurna bagi kuman atau bakteri untuk berkembang biak.

Sabun biasa sudah cukup

Untuk membilas mikroba seperti kuman, bakteri, dan virus, Anda tidak memerlukan sabun khusus.

"Air dan sabun biasa sudah cukup," ujar Dr. Dan McGee, dokter spesialis anak dari Helen DeVos Children’s Hospital di Michigan, AS, kepada Today (5/3/2020).

Menurut McGee, penggunaan sabun antibakteri secara masif justru bisa menjadi bumerang.

"Jika semua orang menggunakan sabun antibakteri, nantinya justru bisa tumbuh bakteri kebal antiseptik," katanya.

Baca juga: Masker, Cuci Tangan, dan Hand Sanitizer, Mana Paling Ampuh Cegah Corona?

Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA), juga menyebut hingga kini belum ada riset sahih membuktikan, sabun antibakteri lebih baik daripada sabun biasa untuk mencegah penyakit.

FDA justru menyorot keamanan penggunaan bahan aktif sabun antibakteri, seperti triclosan dan triclocarban.

Kedua bahan tersebut memang termasuk molekul hidrofob yang dapat menembus membran sel bakteri dan bisa membunuh bakteri.

Namun, penggunaan dalam jangka panjang bisa berdampak negatif untuk kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com