Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Mencegah Kesepian saat Karantina Mandiri

Kompas.com - 17/03/2020, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Seiring dengan meningkatnya jumlah pasien positif Corona, sejumlah sekolah di Indonesia di liburkan. Beberapa daerah pun berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona.

Pemerintah juga menghimbau masyarakat untuk melakukan karantina atau isolasi mandiri demi menghentikan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, Cina, tersebut.

Menurut psikolog dan pakar pandemi, Dr Steven Taylor, mengatakan bahwa meminta orang untuk tinggal di rumah dan menghindari kontak orang lain bisa menimbulkan "pandemi" gangguan mental.

Baca juga: Orangtua, Ini Alasan Anak Sebaiknya di Rumah Saja saat Wabah Corona

“Melakukan isolasi tidak hanya memerlukan persediaan makanan atau keperluan sehari-hari. Kita juga perlu memikirkan apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi kebosanan," ucap Taylor.

Isolasi mandiri memang bisa memperlambat penyebaran virus tetapi hal tersebut juga perlu dibarengi dengan kesiapan mental.

Pasalnya, isolasi mandiri bisa meningkatkan angka kesepian, khususnya bagi mereka yang hidup sendirian.

Melansir laman Very Well Mind, kesepian bisa berdampak buruk pada kondisi mental seseorang.

Kesepian bisa membuat penderitanya mengalami peningkatan stres, depresi hingga munculnya keinginan bunuh diri.

Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental selama melakukan isolasi mandiri?

Melansir laman Independent, berikut tips menjaga kesehatan mental selama melakukan isolasi mandiri:

1. Lakukan diet sehat

Saat berada di rumah, mungkin kita tergoda untuk melakukan rebahan sepanjang hari sembari mengonsumsi camilan tak sehat untuk mengatasi rasa bosan.

Padahal, hal ini akan semakin mengangu kondisi mental kita. Oleh karena itu, sebaiknya kita tetap menjaha pola makan.

Kita bisa memanfaatkan layanan jasa antar makanan untuk membeli makanan sehat daripada memilih camilan yang mengandung banyak lemak dan tinggi garam atau gula.

2. Terhubung dengan alam

Meski melakukan isolasi mandiri, kita tetap harus terhubung dengan dunia luar dan melakukan olahraga. Namun, hal itu kita lakukan dalam batasan-batasan tertentu.

"Kesehatan fisik dan kesehatan mental saling terkait jadi cobalah membuat rutinitas fisik agar kita tetao bugar," ucap psikolog Stephen Buckley.

Meski kita tidak dapat menghabiskan waktu bersama orang lain, Buckley menyarankan agar kita emmanfaatkan ruangan pribadi seperti taman atau balkon rumah untuk berolahraga dan terhubung dengan dunia luar.

Kita juga bisa mencoba melihat ke luar jendela untuk memnyaksikan burung-burung yang berkicau atau melihat tanaman yang tumbuh di sekitar rumah kita.

Usahakan agar jendela rumah tetap terbuka agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.

Baca juga: Panduan Social Distancing untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

3. Tetap lakukan rutinitas

Meski berada di rumah, sbaiknya hindarilah bermalas-malasan. Sebisa mungkin, kita tetap melakukan aktivitas yang biasa kita lakukan.

Pastikan bahwa kita memiliki pola tidur dan makan yang normal seperti biasanya. Agar tak terjebak dalam rutinitas monoton selama berada di rumah, kita bisa meluangkan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan diri sendiri atau melakukan kontemplasi agar lebih memahami siapa diri kita.

4. Tetap terhubung dengan orang lain

Hanya karena kita melakukan isolasi diri, bukan berarti kita harus memutus hubungan dengan orang lain.

Kita bisa tetap terhubung dengan orang lain dengan memanfaatkan teknologi, Kita bisa tetap berbincang-bincang dengan mereka melaluo telepon atau memanfaatkan media sosial.

5. Hindari memikirkan hal-hal yang tak penting

Psikolog Lucy Atcheson mengatakan bahwa salah satu hal yang paling berbahaya bagi kesehatan mental adalah terlalu sering memikirkan hidup secara kritis.

"Mengisolasi diri membuat Anda memiliki banyak waktu untuk berpikir. Lambat laun, hal ini akan membua Anda mudah terjebak pada pikiran-pikiran buruk mengenai kehidupan," ucap Atcheson.

Saat hal itu terjadi, kita harus segera menghindarinya. Kita bisa mengalihkan pikiran dengan aktivitas-aktivitas menyenagkan seperti memasak, menonton, atau membuat kerajinan.

Selain itu, kita bisa menghindari pikiran negatif tersebut dengan menelepon teman atau keluarga untuk saling bertukar kabar dan mencurahkan emosi-emosi negatif tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kisah Sukses Adik Bintang Bollywood Hrithik Roshan Lawan Perlemakan Hati
Kisah Sukses Adik Bintang Bollywood Hrithik Roshan Lawan Perlemakan Hati
Health
Gejala Demensia Bisa Muncul di Usia Muda, Ini Tanda-tanda yang Sering Diabaikan
Gejala Demensia Bisa Muncul di Usia Muda, Ini Tanda-tanda yang Sering Diabaikan
Health
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Health
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau