KOMPAS.com - Gerakan social distancing atau jaga jarak untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona tengah digaungkan.
Untuk menekan penularan wabah Covid-19, orang disarankan untuk bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan sebisa mungkin tinggal di rumah.
Bagi sebagian orang, beraktivitas di rumah saja rentan bikin malas bergerak (mager).
Baca juga: Masker, Cuci Tangan, dan Hand Sanitizer, Mana Paling Ampuh Cegah Corona?
Heart Foundation mendefinisikan "perilaku tak aktif bergerak" bagi orang yang doyan rebahan atau mager duduk berjam-jam tanpa jeda.
Perilaku tak aktif bergerak atau kebiasaan mager bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
Melansir Huffington Post, Profesor Jeremy Morris asal London, pada 1950, membandingkan aktivitas fisik dan dampak kesehatan antara kondektur serta sopir bus.
Kebiasaan berdiri kondektur bus disebut menurunkan risiko penyakit jantung koroner, ketimbang sopir bus yang pekerjaannya lebih banyak duduk.
Selain penyakit jantung koroner, kurangnya aktivitas fisik sehari-hari juga dapat meningkatkan risiko terkena obesitas, diabetes tipe 2, sampai kanker.
Penyakit tersebut tidak pandang bulu. Risikonya bisa menjangkau anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Baca juga: Perlukah Sabun Khusus Antibakteri untuk Cuci Tangan Cegah Penyakit?
Meskipun seseorang sudah berolahraga, para ahli kesehatan tetap menyarankan kita untuk meminimalkan kebiasaan mager, doyan duduk, dan rebahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.