Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Mendengar Kabar Buruk

Kompas.com - 01/04/2020, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami kecemasan ketika mendengar atau melihat peristiwa buruk.

Munculnya berita atau kabar mengenai suatu tragedi bisa saja membuat anak merasa tertekan dan takut. Bahkan, sang anak juga bisa mengalami trauma karena kabar atau informasi buruk yang diterimanya.

Oleh karena itu, orangtua perlu mengambil langkan untuk menenangkan ketakutan anak-anak mereka.

Orangtua juga perlu mengambil pendekatan aktif dan mendiskusikan berbagai peristiwa sulit yang sesuai dengan usia sang anak.

Baca juga: Kanker Otak Glioblastoma: Gejala, Diagnosis, Cara Mengobati

Hal ini perlu dilakukan agar anak merasa lebih aman. Melansir laman Cleveland, psikolog anak Katherine Lamparyk, mengatakan hal serupa.

Menurutnya, penting bagi orangtua untuk melakukan percakapan yang jujur dan terbuka dengan anak tentang segala hal yang mungkin mereka dengar dan lihat, terutama jika mereka melihatnya di televisi atau mendengar dari orang lain.

Pahami dan buat rencana

Sebelum berbicara dengan anak tentang apa yang terjadi, pastikan Anda telah melakukan persiapan khusus untuk menghadapi percakapan tersebut.

Orangtua juga harus mampu menciptakan lingkungan yang stabil dan nyaman untuk sang anak dengan cara berikut:

1. Perhatikan perlikaku anak

Perhatikan perubahan perilaku anak yang menunjukan adanya kecemasan, seperti gangguan tidur, sakit dan perubahan perilaku.

Perhatikan apakah anak menjadi lebih pemarah, menarik diri, sedih atau merasa takut.

2. Kelola tingkat stres Anda

Berita dan peristiwa sulit memang membuat banyak orang merasa tertekan. Jadi, jangan lupa untuk mengelola tingkat stres diri sendiri dengan melakukan perawatan diri, seperti istirahat yang cukup dan rutin melakukan aktivitas fisik.

Stres juga akan mepengaruhi tingkat emosi Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda merasa rileks sebelum melakukan percakapan dengan anak.

3. Pikirkan apa yang akan Anda katakan

Agar tidak terjadi kesalahan, pastikan terlebih dahulu apa saja yang akan Anda katakan kepada sang anak.

Melakukan perencanaan seperti ini akan membuat diskusi dengan sang anak berjalan lebih mudah.

Baca juga: Gejala Infeksi Virus Corona Bisa Berbeda, Tergantung Daya Tahan Tubuh

4. Temukan momen yang tepat

Pastikan waktu yang Anda pilih untuk berdiskusi dengan anak tidak terjadi gangguan. Mungkin Anda bisa memilih setelah makan malam atau saat makan siang. Hal ini bertujuan agar Anda bisa fokus total pada sang anak.

5. Pastikan kesiapan anak

Membicarakan kekhawatiran dengan anak sangat penting. Namun, jangan memaksa mereka untuk membicarakannya sampai mereka siap.

Ketika Anda dan sang anak siap untuk melakukan pembicaraan, tetaplah tenang dan jaga kejujuran.

"Anak-anak sangat intuitif dan memiliki pehamaman yang tinggi," ucap psikolog anak Kate Eshleman.

Menurut Eshleman, anak-anak juga bisa merasakan kecemasan dan ketakutan serta apa yang disembunyikan oleh orangtua mereka.

Untuk memulai pembicaraan, ajukan pertanyaan terbuka pada anak. Tanyakan apa yang sudah mereka dengar.

Setelah itu, jelaskan kebenaran mengenai apa yang telah didengar sang anak dengan bahasa yang mudah mereka pahami.

Berbicaralah dengan cara yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak. Orangtua juga tidak boleh membebani anak terlalu banyak informasi.

"Jujurlah dengan jawaban dan informasi Anda karena anak bisa merasakan kebohongan yang Anda ucapkan," kata Lamparyk.

Orangtua juga wajib memantau apa yang dilihat oeh sang anak. Jangan biarkan anak-anak melihat gambar atau berita mengenai kekerasan.

"Selain memantau apa yang dilihat sang anak, orangtua juga harus memantau asupan media sosial yang diterima oleh anak. Tetapkan batasan kapan anak bisa menggunakan gadget," saran Lamparyk.

Memberikan kenyamanan dan keamanan

Agar anak merasa nyaman dan aman, sebaiknya orangtua melakukan hal-hal berikut ini:

- Tanyakan perasaan anak

Agar anak merasa mendapatkan keamanan dan kenyamanan, Eshleman menyarankan agar orangtua menanyakan bagaimana perasaan anak tentang semua berita buruk yang didengarnya.

"Biarkan anak Adan tahu bahwa perasaan, reaksi dan pertanyaannya terkait tragedi itu penting," ucap Esleman.

- Jujur mengenai apa yang Anda rasakan

Kita juga harus jujur tentang perasaan kita agar sang anak memahami bahwa emosi adalah hal yang alami dan masa-masa buruk tersebut bisa dilewati bersama.

Baca juga: 5 Cara Membantu Anak-anak Atasi Stres Selama Pandemi Virus Corona

- Tawarkan keamanan pada anak

Di akhir pembicaraan, yakinkan anak bahwa Anda akan melakukan hal terbaik untuk menjaga mereka tetap aman dan nyaman.

Yakinkan anak bahwa Anda mamou menjawab semua pertanyaan dan mendiskusikan kembali hal yang sama di masa mendatang. Orangtua juga harus membuat anak percaya jika mereka dincintai.

- Ingatkan Anak jika Anda selalu ada untuknya

Jaga hubungan yang terbuka dan jujur dengan anak tentang berbagai peristiwa. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat bagaimana situasi berkembang.

Namun, Anda tetap harus memperhatikan perasaan sang anak. Yakinkan sang anak jika Anda akan selalu ada untuknya.

- Cari bantuan profesional

Jika Anda merasa kewalahan atau anak Anda menunjukkan tanda-tanda stres yang berkepanjangan, sebaiknya Anda mencari bantuan profesional.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau