Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Mata Merah Bisa Jadi Gejala Covid-19

Kompas.com - 05/04/2020, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan.

Meski demikian, perubahan warna mata bisa menjadi pertanda adanya infeksi virus tersebut dalam tubuh kita.

Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa mata, mulut dan hidung bisa menjadi titik masuk bagi virus corona untuk menginfeksi manusia.

Itulah sebabnya, kita diperingatkan agar tidak menyentuh wajah tanpa mencuci tangan dengan benar.

Beberapa dokter mata juga menyarankan agar pemakai lensa kontak beralih ke kacamata untuk sementara waktu.

Hal itu dilakukan guna mencegah sentuhan ke area mata yang bisa memperbesar risiko infeksi.

Baca juga: Banyak Minum Air Putih Tak Terbukti Bisa Hilangkan Virus Corona

Penularan Covid-19 melalui mata

Melansir laman Business Insider, data dari American Academy of Ophthalmology menyatakan bahwa mata merah atau konjungtivitis bisa menjadi salah satu gejala Covid-19.

Hal tersebut juga telah dibuktikan dalam riset yang diterbitkan The Journal of Virology.

Riset dilakukan dengan meneliti 30 orang pasien Covid-19 di China dan menemukan bahwa terdapat virus corona pada sekresi mata peserta.

Riset dalam New England Journal of Medicine juga menemukan hal yang sama.

Riset tersebut menemukan sembilan dari 10.999 pasien yang terbukti positif Covid-19 mengalami konjungtivitis.

Konjungtivitis merupakan peradangan selaput yang menutupi bola mata. Hal ini membuat mata penderita berubah kemerahan dan sering mengeluarkan air mata.

Melansir Web MD, konjungtivitis bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, amoeba, parsir, atau reaksi alergi tertentu.

Konjungtiviitis juga bisa disebabkan oleh infeksi virus yang seringkali disertai oleh infeksi saluran pernapasan dengan gejala serupa dengan Covid-19.

Itu sebabnya, dokter mata juga disarankan untuk tetap memakai alat perlindungan diri ketika melakukan pemeriksaan pasien.

Namun, riset dalam Ophthalmology menyatakan bahwa risiko penularan virus corona melalui sekresi atau air mata sangat rendah.

Dalam penelitian tersebut, peneliti menguji sampel air mata pasien Covid-19 di Singapura.

Baca juga: Stres Ternyata Menular, Begini Cara Mencegahnya...

Sebagian besar proses penularan Covid-19 memang terjadi lewat droplet atau percikan dari batuk dan bersin seseorang yang terinfeksi.

Menurut spesialis pernapasan dari Peking University, Wang Guangfa, mengatakan bahwa penularan Covid-19 lewat mata memang bisa terjadi.

Hal tersebut ia ungkapkan berdasarkan pengalaman pribadinya. Dalam sebuah wawancara di South China Morning Post, Wang mengaku mengalami demam serta penumpukan lendir di hidung dan tenggorokannya.

Setelah itu, ia dinyatakan positif Covid-19. Menurut Wang, virus tersebut masuk melalui mata kirinya karena ia tidak menggunakan kacamata pelindung.

Pernyataa Wang juga disetuji oleh ahli patologi dan penyakit menular dari Long School of Medicine di UT Health San Antonio, Jan Evan Patterson.

Menurut Patterson, droplet dari orang yang terinfeksi mungkin telah mengenai mata atau selaput lendir di tubuh Wang.

Namun, penularan Covid-19 bisa terjadi dengan berbagai cara dan sangat kecil kemungkinannya terjadi penularan dari tangan ke mata.

Risiko penularan virus corona

Belum diketahui bagaimana proses spesifik penularan virus corona ini. Pasalnya, virus asal Wuhan, China, ini masih tergolong baru dan para ahli masih mempelajari karakter virus ini.

Risiko penularan bisa terjadi ketika kita menyentuh permukaan bedan yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh area wajah. Hidung, mulut, dan mata yang berada dia rea mata bisa menjadi pintu masuk virus ke dalam tubuh kita.

Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah infeksi virus ini adalah dengan menjaga kebersihan diri.

WHO juga mengatakan cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona adalah dengan mencuci tangan sesering mungkin, baik dengan antiseptik berbasis alkohol atau sabun dan air mengalir.

Kita juga harus melakukan phisycal distancing atau menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain yang sedang batuk atau bersin.

Baca juga: Bolehkah Makan Telur Setiap Hari?

Pasalnya, batuk dan bersin membuat tetesan cairan dari hidung dan mulut keluar. Tetesan cairan tersebut bisa jadi mengandung virus yang bisa menginfeksi kita.

Jika Anda merasakan gejala konjungtivitis atau alergi di area mata, sebaiknya Anda menelepon dokter terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan langsung.

Hal ini dilakukan agar para dokter yang bertugas bisa melakukan persiapan untuk meminimalisir risiko penularan virus yang sedang menjadi pandemi saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau