Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, droplet mengandung patogen influenza dapat menyemprot sejauh dua meter dari orang yang batuk atau bersin.
Namun, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang pernah meriset batuk dan bersin pada 2014 membuktikan jarak terbang droplet bisa lebih jauh.
Melansir Self, ahli dari MIT melacak pergerakan percikan cairan dari saluran pernapasan menggunakan kamera berkecepatan tinggi.
Hasilnya, partikel percikan droplet berukuran lebih kecil ternyata dapat terbang sejauh 2,5 meter ke arah horizontal.
Sementara itu, dilansir dari Verywell Health, studi tersebut juga membuktikan bersin lebih berpotensi menyebarkan kuman ketimbang batuk.
Bersin dapat menyemprotkan cairan dari saluran pernapasan dengan kecepatan 30 meter per detik.
Partikel percikan yang besar umumnya dapat bertahan selama beberapa detik di udara dan dapat mendarat sejauh 1,8 meter.
Namun, partikel percikan yang berukuran lebih kecil dapat bertahan di udara sampai 24 jam dan dapat menyemprot sejauh delapan meter.
Baca juga: Apa Itu Ventilator?
Untuk mencegah penularan penyakit lewat saluran pernapasan, setiap orang wajib mempraktikkan etika batuk dan bersin.
Berikut etika batuk dan bersin yang benar:
Jangan menutup batuk atau bersin dengan telapak tangan Anda. Pasalnya, kuman dapat menempel di tangan.
Apabila tidak dibersihkan dengan cara yang benar, penyakit dapat menular karena kuman tersebut dapat menempel di benda-benda yang Anda sentuh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.