Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epilepsi Fotosensitif: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi

Kompas.com - 16/04/2020, 10:10 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Epilepsi fotosensitif adalah kondisi kejang-kejang karena dipicu kedipan lampu atau pola cahaya dan gelap yang kontras.

Melansir laman resmi Epilepsy Society, saat melihat kilatan cahaya kontras dan berulang, orang normal maupun pengidap epilepsi fotosensitif, sama-sama merasa tidak nyaman.

Namun, untuk memutuskan seseorang mengidap epilepsi fotosensitif atau tidak, Anda perlu dites EEG (electroencephalogram).

Tes EEG bekerja dengan cara merekam aktivitas otak. Hasil tes dapat mendeteksi kelainan pada sistem kelistrikan otak.

Baca juga: Orangtua, Ini Alasan Anak Sebaiknya di Rumah Saja saat Wabah Corona

Gejala epilepsi fotosensitif

Pengidap epilepsi fotosensis bisanya mengalami kejang-kejang yang spesifik disebut tonic-clonic.

Kejang-kejang tersebut berlangsung tidak lebih dari lima menit, disertai gejala berikut:

  • Pasien jatuh atau rebah ke bawah
  • Otot berkontraksi dan badan kaku
  • Pasien menangis
  • Perubahan pola pernapasan
  • Pasien menggigit lidah dan bagian dalam pipi
  • Anggota tubuh tersentak atau bergerak ketika otot mengencang dan rileks
  • Kehilangan kontrol kandung kemih

Ketika kejang berakhir, otot-otot orang yang mengalami epilepsi fotosensitif akan kembali rileks dan kesadarannya berangsur-angsur pulih.

Namun pasien biasanya merasa bingung, lelah, sakit kepala, sampai hilang ingatan sementara.

Waktu pemulihan setelah kejang-kejang bagi pasien epilepsi fotosensitif bervariasi. Ada yang bisa kembali beraktivitas normal, namun ada juga yang butuh istirahat.

Baca juga: Beda Gejala Tuberkulosis pada Anak-anak dan Orang Dewasa

Penyebab epilepsi fotosensitif

Melansir WebMD, epilepsi umumnya disebabkan kejang karena aktivitas listrik abnormal di otak.

Epilepsi bisa dipicu gangguan syaraf otak, keseimbangan neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi di otak) terganggu, atau kombinasi keduanya.

Sedangkan untuk kasus epilepsi fotosensitif, terdapat peran genetika.

Kebanyakan pengidap epilepsi fotosensitif adalah anak-anak dan remaja berusia 7-19 tahun.

Anak perempuan lebih sering terkena epilepsi fotosensitif ketimbang anak laki-laki. Namun pengidap dari kalangan anak laki-laki lebih sering kejang-kejang.

Pemicu kejang-kejang pada pengidap epilepsi fotosensitif bisa karena kilatan cahaya, gelap terang yang kontras, kedipan cahaya terang dengan latar sangat gelap, dan warna spesiifik.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Pneumonia yang Rentan Serang Anak-anak dan Lansia

Dalam keseharian, pengidap epilepsi fotosensitif bisa kejang-kejang karena:

  • Kedipan lampu di tempat hiburan malam
  • Lampu strobo
  • Layar TV, monitor komputer, gawai
  • Lampu di mobil polisi, pemadam kebakaran, ambulans, atau alarm keselamatan
  • Efek visual di film, acara TV, dan video game
  • Lampu neon yang rusak
  • Cahaya di kipas yang tergantung dan bergerak cepat di langit-langit bangunan
  • Sinar matahari dilihat dari tirai atau pagar
  • Cahaya matahari yang menembus dedaunan pohon
  • Kilat dari pantulan air
  • Motif kain atau barang yang bergaris
  • Lampu kilat kamera yang berkedip berulang-ulang
  • Kembang api

Orang-orang dengan epilepsi fotosensitif juga berisiko kejang-kejang dalam kondisi lelah, stres, mabuk, atau menatap layar terlalu lama tanpa istirahat.

Baca juga: 5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua

Cara mengatasi epilepsi fotosensitif

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu meringankan gejala kambuh penderita epilepsi fotosensitif.

Begitu mendapati pengidap epilepsi fotosensitif kambuh, kita tidak mungkin seketika menghentikan kejang-kejang.

Namun kita bisa membantu menolong mereka dengan cara berikut:

  • Gulingkan tubuh pengidap epilepsi ke samping untuk mencegah tersedak
  • Beri bantalan kepalanya
  • Kendurkan pakaian ketat di area leher
  • Berikan ruang yang cukup agar pasien bisa bernapas lega
  • Singkirkan benda yang bisa dipukul saat kejang-kejang
  • Jangan batasi pergerakan orang tersebut kecuali dia dalam kondisi bahaya
  • Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut orang tersebut, termasuk obat atau cairan
  • Tetap bersama orang itu sampai kejang berlalu atau petugas medis telah tiba
  • Selama ini, belum ada cara khusus untuk mengatasi epilepsi fotosensitif.

Baca juga: Awas, Anak Doyan Begadang Rentan Obesitas

Obat spesifik untuk menyembuhkan epilepsi fotosensitif memang belum tersedia.

Namun, obat anti-epilepsi yang diresepkan dokter dapat mengurangi frekuensi kejang-kejang.

Pengidap epilepsi fotosensitif juga dapat mengurangi kemungkinan kejang-kejang dengan menghindari penyebabnya.

Jika tidak sengaja kontak dengan pemicunya, pengidap epilepsi fotosensitif bisa menutup sebelah matanya dan menjauhkan kepalanya dari sumber gangguan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau