KOMPAS.com – Kolang-kaling dan siwalah adalah buah-buahan yang kerap ditemui saat memasuki bulan puasa Ramadhan hingga lebaran.
Karena menyegarkan, kedua jenis buah tersebut sering dijadikan sebagai bahan campuran es buah atau kolak yang enak disantap saat memasuki waktu buka puasa.
Khusus kolang-kaling, buah muda dari pohon areh ini bahkan kerap juga dilah menjadi manisan dengan cara direbus dengan tambahan gula dan sedikit penguat rasa atau arma.
Di beberapa daerah di Indonesia, manisan kolang-kaling bahkan kerap dijadikan sebagai cemilan saat hari raya Idulfitri, termasuk jadi bahan tambahan untuk membuat kue.
Baca juga: 10 Manfaat Kesehatan Timun Suri dan Blewah, Buah yang Identik dengan Bulan Puasa
Namun, kolang-kaning dan siwalan ternyata tak hanya menyegarkan atau enak disantap. Kedua jenis buah ini rupanya dianggap juga memiliki beberapa manfaat kesehatan untuk tubuh.
Ahli Gizi Hindah Muaris dalam bukunya Kolang-Kaling & Siwalah: Pangan Sehat Tinggi Kalsium (2015), menjelaskan selain lezat dimakan, kolang-kaling dan siwalan juga memiliki kandungan gizi yang istimewa sehingga kedua buah ini tergolong dalam bahan makanan yang berkhasiat untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan tubuh.
Berikut ini berbagai manfaatnya:
1. Mendukung kesehatan tulang
Ahli gizi lulusan Teknologi Pangan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kerap menjadi konsultan di berbagai industri makanan dan minuman itu, mengungkapkan kolang-kaling dipercaya memiliki kadar air sangat tinggi, yakni hingga 93,8 persen dalam setiap 100 gram buah.
Kolang-kaling juga terbukti memiliki kandungan kalsium yang tergolong tinggi, yakni mencapai 91 miligram pada buah kolang-kaling.
Baca juga: 6 Jenis Tanaman Herbal untuk Cegah Infeksi Virus Corona
Maka dapat dipastikan, kolang-kaling bermanfaat untuk kesehatan tulang, khususnya guna mencegah osteoporosis.
Apabila dibandingan dengan susu, jumlah kalsium pada kolang-kaling memang lebih rendah.
Pada setiap 100 gram susu sapi murni, terkandang 125 miligram kalsium, sedangkan pada 100 gram kolang-kaling terkandung 91 miligram kalisum.
Meski demikian, kandungan kalori pada kolang-kaling jelas lebih rendah ketimbang susu sehingga kosumsi buah ini tak akan terlalu berisiko membuat berat badan naik.
Bahkan, kolang-kaling memiliki keunggulan mengandung lebih banyak serat daripada susu.
Baca juga: 13 Tips agar Tubuh Tetap Sehat Saat Puasa Ramadhan
2. Mengobati radang sendi
Kolang-kaling juga bermanfaat mengobati radang sendri.
Pada umumnya, karbohidrat yang terkandung pada kolang-kaling adalah galaktomannan.
Galaktomannan ini sering digunakan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan obat-obatan untuk penyakit radang sendi.
Galaktomannan sendiri memiliki fungsi untuk meredakan atau mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit radang sendi.
Untuk mendapatkan manfaat buah kolang-kaling dalam mengobati rasa sakit radang sendi, masaklah buah tersebut dengan cara merebusnya tanpa menggunakan gula atau pewarna.
Untuk menambah lezat, Anda cukup merebusnya dengan daun pandan atau rimpang jahe.
Sedangkan untuk memberi rasa manis, Anda bisa memanfaatkan gula batu secukupnya. Lalu, konsumsi kolang-kaling tersebut sebanyak 100 sampai 200 gram per hari.
3. Melancarkan pencernaan
Manfaat lain dari kolang-kaling adalah memperlancar pencernaan.
Kandungan serat kasar yang dimiliki kolang-kaling sangat bermanfaat dalam melancarkan proses pencernaan di dalam tubuh.
Kandungan karbohidratnya juga dapat memberi rasa kenyang dan memberi energi pada tubuh.
Bagi mereka yang ingin diet menurunkan berat badan, kolang-kaling bisa dipilih untuk rutin dikonsumsi.
Baca juga: 10 Gejala Awal Sakit Ginjal, Lebih Kerap Serang Wanita
4. Membantu kesehatan ginjal
Seperti halnya kolang-kaling, buah siwalan juga merupakan sumber karbohidrat berupa sukrosa, glukosa.
Buah siwalan juga memiliki kadar protein dan lemak yang sangat rendah, yakni di bawah 1 persen dengan jumlah serat yang sedikit.
Selain karbohidrat dan protein, buah siwalan, antara lain mengandung zat gizi sebagai berikut (dalam jumlah 100 gr):
Oleh karena kandungan senyawa tersebut, buah siwalan dan legen yang dihasilkan dari pohon siwalah akhirnya dianggap bisa membantu kesehatan fungsi ginjal/
Bahkan, ada beberapa jenis legen (tergantu dari kualitas pohon) yang dipercaya bisa mengobati penyakit impotensi dan menambah air mani.
Legen sendiri mengandung gula, protein, lemak, dan mineral yang cukup. Tapi, perlu adanya ketelitian saat hendak mengonsumsi legen.
Pasalnya ada juga penjual yang memalsukan legen ini.
Legan yang baik hanya mampu bertahan selama 2 hari. Setelah itu, legen akan mengandung alkohol sehingga memabukan, biasanya dikenal dengan sebutan atau nama minuman tuak.
Untuk memperoleh kualitas kolang-kaling dan siwalan yang baik, Anda sebaiknya menyimak tips yang diberikan Hindah J. Muaris, sebagai berikut: