Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Efek Buruk Minum Teh Saat Buka Puasa dan Sahur

Kompas.com - 26/04/2020, 16:34 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia sering kali menjadikan minuman teh sebagai teman makan sehari-hari termasuk saat buka puasa dan sahur ketika telah memasuki bulan Ramadhan.

Saat buka puasa, es teh bisa jadi menu favorit banyak orang untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa menahan haus dan lapar.

Sementara saat sahur, teh biasa disajikan dalam kondisi panas atau hangat karena bisa digunakan melawan hawa dingin pada dini hari.

Jika Anda termasuk masyarakat yang terbiasa minum teh saat buka puasa dan sahur, alangkah baiknya untuk memahami berbagai risikonya.

Baca juga: Buka Puasa dengan Air Dingin atau Air Hangat, Mana yang Lebih Baik?

Teh memiliki efek diuretik

Dokter RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Dien Kalbu Ady, mengingatkan teh memiliki efek diuretik atau membuat tubuh sering ingin buang air kecil.

Kondisi itu tentu riskan apabila terjadi pada seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa karena bisa menimbulkan dehidrasi.

Padahal, siapa saja yang berpuasa dianjurkan untuk senantiasa menjaga pasokan cairan tubuh.

dr. Dien menyadari masyarakat Indonesia sukanya minum teh, termasuk saat bulan puasa. Kebiasaan itu pun dirasa sulit untuk diubah.

Maka dari itu, dia hanya menganjurkan masyarakat untuk bisa mengurangi konsumsi teh maupun kopi saat bulan puasa mengingat efek diuretiknya.

Minum teh yang disarankan, yakni hanya dilakukan setelah buka puasa. Itu pun sebaiknya dilaksanakan beberapa saat setelah makan besar karena teh dianggap bisa mengganggu penyerapan protein dan zat besi dari makanan.

Dia tidak menganjurkan minum teh dilakukan saat santap sahur karena setelah itu seseorang harus berpuasa atau tak punya lagi kesempatan untuk segera mengganti cairan tubuh yang mungkin hilang akibat efek diuretik teh.

Baca juga: Waspada, Berikut 6 Bahaya Minum Teh Setelah Makan

dr. Dien mengatakan, baik teh maupun kopi terbukti mengandung kafein yang bisa merangsang keluarnya air seni lebih banyak dan menyebabkan haus.

Selain tidak terlalu banyak, dia juga menyarankan siapa saja untuk tidak mengonsumsi teh terlalu kental saat berpuasa. 

“Masyarakat Indonesia sukanya ngeteh. Jadi boleh tetap minum teh saat puasa asal tidak terlalu sering, terlalu banyak, atau terlalu kental karena bersifat diuretik. Kopi juga hampir sama,” terang dr. Dien saat dimintai pendapat Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

Sementara itu, dia menambahkan, minum teh dengan tambahan es saat buka puasa juga berisiko menyebabkan ganguan pencernaan. Pasalnya, minum air dingin atau es saat perut dalam kondisi kosong setelah puasa dapat memicu kontraksi pada lambung. 

Selain itu, minum es teh juga berisiko membuat seseorang menjadi mudah sakit. Hal itu dikarenakan, minum air dingin memiliki salah satu efek, yakni memproduksi lendir berlebih pada tubuh. Padahal, kelebihan lendir tersebut mampu menurunkan fungsi sistem pertahanan tubuh sehingga mudah terserang suatu penyakit.

“Kalau minum es, efeknya terutama lokal di daerah tenggorokan. Ini terjadi karena imun turun, lalu virus atau bakteri masuk hingga membuat radang atau ISPA yang salah satu gejalanya adalah demam,” terang dr. Dien.

Teh bisa mengganggu penyerapan nutrisi makanan

Ilustrasi teh hitamgrafvision Ilustrasi teh hitam

Kepala Unit Gizi RS JIH Solo, Himaa Aliya, S.Gz, sebelumnya pernah menyatakan, minum teh tak direkomendasikan untuk dilakukan saat makan maupun tidak lama setelah makan.

Hal itu dikarenakan minum teh setelah makan berisiko mengganggu proses pencernaan atau penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.

Saran tersebut kiranya juga berlaku pada aktivitas makan pada saat buka puasa dan sahur.

Himaa menerangkan kandungan asam tannin dan polifenol dalam teh dapat mengganggu penyerapan protein dan zat besi. Kedua zat gizi tersebut akan diikat di dalam usus.

Padahal, tubuh membutuhkan protein dan zat besi untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan.

Maka dari itu, Himaa pun menyarankan masyarakat, terutama yang menderita anemia (kekurangan zat besi) lebih baik tidak membiasakan diri untuk minum teh baik sambil atau setelah makan.

"Orang yang menderita anemia sebaiknya menghindari minum teh, baik habis atau sambil makan," terang Himaa.

Baca juga: Ini Alasan Ahli Gizi Tak Rekomendasikan Minum Teh Setelah Makan

Waktu minum teh yang disarankan

Menurut Himaa, minum teh lebih baik dilakukan 1-2 jam sebelum atau sesudah makan. Hal ini penting agar zat yang terkandung dalam teh tidak menggangu penyerapan nutrisi dalam makanan.

"Jika setelah makan ingin minum teh, beri jeda waktu setidaknya ½ jam sampai 1 jam," saran dia.

Himaa mengutarakan, minum teh pada malam hari boleh-boleh saja dilakukan. Tapi dia mengingatkan, kandungan gula pada teh yang dikonsumsi pada malam hari perlu diperhatikan.

Pasalnya, kinerja sistem pencernaan pada malam hari tidak sebaik pada siang hari sehingga dikhawatirkan gula yang dikonsumsi menjadi tidak terurai.

Selain itu, karena teh mengandung kafein, juga mungkin kurang cocok dikonsumsi pada malam hari karena bisa jadi membuat seseorang menjadi susah tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau