KOMPAS.com - Henti jantung menjadi salah satu penyebab kematian mendadak. Pasalnya, hal ini sering kali terjadi tanpa tanda atau gejala yang disadari.
Melansir Mayo Clinic, henti jantung merupakan hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran yang secara tiba-tiba.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada sistem elektrik jantung yang mengganggu aktivitas jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, aliran darah pun terhenti.
Henti jantung mendadak juga bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dan menyebabkan ketidaksadaran.
Baca juga: Henti Jantung Bisa Lebih Berbahaya dari Serangan Jantung
Jika ritme jantung tidak cepat kembali normal, bisa terjadi kerusakan otak dan kematian.
Gejala henti jantung mendadak sering kali terjadi secara langsung dan drastis. Berikut gejala tersebut:
Meski sering kali tak disadari, henti jantung juga memiliki gejala awal seperti berikut:
Gangguan irama jantung (aritmia) bisa merupakan penyebab umum henti jantung mendadak.
Sistem elektrikal berfungsi mengontrol laju dan ritme detak jantung. Jika terjadi kesalahan, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Biasanya, kondisi henti jantung membuat ventrikel atau ruang bawah jantung bergetar sehingga tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Pada akhirnya, seluruh fungsi dalam tubuh pun terganggu.
Selain itu, kondisi berikut juga bisa menjadi pemicu henti jantung mendadak:
- Penyakit arteri koroner
Sebagian besar kasus henti jantung mendadak terjadi pada orang yang memiliki penyakit arteri koroner.
Kondisi tersebut membuat arteri tersumbat oleh kolesterol dan endapan lainnya sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.
Serangan jantung juga bisa memicu fibrilasi ventrikel. Selain itu, serangan jantung juga bisa menyebabkan munculnya jaringan parut di jantung yang membuat gangguan pada irama jantung.