Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2020, 18:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Gangguan kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang membuat seseorang khawatir dan takut berlebihan dalam menghadapi situasi sehari-hari.

Melansir Mayo Clinic, cemas sebenarnya bagian dari emosi yang normal dalam keseharian.

Namun, gangguan kecemasan membuat pengidapnya merasakan cemas yang intens.

Terkadang ketakutan tersebut bisa menjadi serangan panik dalam hitungan menit.

Baca juga: 6 Ciri-ciri Depresi yang Tampak pada Aktivitas Sehari-hari

Gangguan kecemasan juga berpotensi menganggu aktivitas sehari-hari karena emosi yang sulit dikontrol.

Masalah kesehatan mental ini bisa muncul sejak kanak-kanak atau remaja, dan berlanjut hingga dewasa.

Beberapa jenis gangguan kecemasan termasuk gangguan kecemasan umum, sampai gangguan kecemasan sosial.

Baca juga: Ciri-ciri dan Penyebab Kleptomania

Melansir Healthline, berikut gejala umum atau ciri-ciri gangguan kecemasan (anxiety disorder):

1. Khawatir berlebihan

Salah satu gejala gangguan kecemasan yang umum adalah khawatir berlebihan.

Kekhawatiran tersebut umumnya tidak sebanding atau terlalu berlebihan jika dibandingkan respons orang normal.

Kekhawatiran pada ganguan kecemasan umumnya tidak terjadi sekali. Namun, bisa terjadi hampir setiap hari selama enam bulan dan sulit diatasi.

Kekhawatiran ini juga parah dan menganggu, sehingga pengidapnya jadi sulit berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas sehari-hari.

Orang di bawah usia 65 tahun paling berisiko mengidap ganguan kecemasan umum. Terutama orang yang kesepian dan memiliki beragam masalah dalam hidupnya.

Baca juga: Ciri-ciri Stres Menghadapi Wabah Virus Corona

2. Waspada berlebihan

Ilustrasi cemas.SHUTTERSTOCK Ilustrasi cemas.
Ketika seseorang merasa cemas, bagian dari sistem saraf parasimpatiknya menjadi terlalu aktif seperti dalam mode waspada atau siaga menghadapi ancaman.

Efeknya bisa dirasakan di seluruh tubuh, seperti jantung berdetak kencang, telapak tangan berkeringat, tangan gemetar, dan mulut kering.

Gejala ini bisa timbul karena otak mengirimkan sinyal ke tubuh ada bahaya. Dengan demikian, tubuh jadi bereaksi untuk menghadapi ancaman tersebut.

Meskipun efek ini membuat seseorang yang normal jadi terjaga saat ada ancaman, tidak demikian dengan pengidap gangguan kecemasan.

Studi menunjukkan, gangguan kecemasan justru menurunkan respons kewaspadaan tubuh saat ada ancaman nyata.

Baca juga: Stres saat Pandemi Corona Sebabkan Doyan Ngemil, Kok Bisa?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau