Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Kompas.com - 20/05/2020, 20:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

  • Normal tinggi: sistolis 130-139 mmHg atau diastolis 85-89 mmHg
  • Hipertensi tingkat 1: sistolis 140-159 mmHg atau diastolis 90-99 mmHg
  • Hipertensi tingkat II: sistolis ≥160 mmHg atau diastolis ≥100 mmHg

Apabila terdapat suatu faktor risiko kardiovaskular, seperti diabetes tipe-2, maka nilai tekanan darah tujuan diturunkan sampai <130/80 mmHg.

Baca juga: 6 Manfaat Kumis Kucing, Obati Encok hingga Hipertensi

Tekanan darah juga meningkat sesuai usia akibat bertambahkan pengapuran atau pengerasan pembuluh, sehingga sukar dikatakan dengan pasti kapan betul-betul terdapat hipertensi.

Namun, tidak jarang pada orang lanjut usia (lansia) di atas 65 tahun tanpa faktor risiko, tekanan darah sampai 150-160/80-90 mmHg masih dianggap akseptabel oleh sebagain dokter.

Penyebab hipertensi

Melansir Buku Bebas Hipertensi Tanpa Obat (2012) oleh Lanny Lingga, PhD, sebagain besar hipertensi terjadi karena faktor penyebab yang tidak jelas.

Sekitar 90-95 persen hipertensi merupakan hipertensi primer yang tidak jelas penyebabnya.

Tekanan darah tinggi tipe pertama ini diduga terjadi karena kombinasi beberapa macam penyebab, seperti:

  • Kadar nitrogen monoksida yang rendah
  • Resistansi insulin
  • Obesitas
  • Difisiensi kalium (hypokalemia)
  • Sensitivitas terhadap sodium
  • Konsumsi alkohol
  • Kekurangan vitamin D
  • Pertambahan usia
  • Riwayat keluarga
  • Peningkatan renin atau enzim yang dihasilkan ginjal
  • Saraf simpatik terlalu aktif
  • Resistensi insulin
  • Bobot badan saat lahir di bawah normal

Hanya sebagain kecil hipertensi terjadi karena beberapa sebab yang jelas.

Tekanan darah tinggi dengan penyebab yang jelas masuk dalam kelompok hipertensi sekunder.

Baca juga: Cara Penerapan Diet Rendah Garam untuk Turunkan Hipertensi

Berikut ini beberapa faktor penyebab hipertensi sekunder:

  • Berbagai penyakit ginjal, termasuk tumor pada ginjal atau preochromocytoma
  • Hipertensi gentantinal atau hipertensi yang terjadi pada masa kehamilan
  • Gangguan endokrin (chusing syndrome)
  • Gangguan tidur (sleep apnea)
  • Mengonsumsi obat antinyeri nonsteroid (NSAIDs), seperti ibupropen
  • Mengonsumsi pil KB
  • Mengonsumsi obat tertentu, seperti pseudoephedrine, kortikosteroid, siklopropen, eritoproten, dan beberapa macam obat-obatan bebas
  • Melakukan terapi sulih hormon (hormone replacement therapu) dan steroid
  • Mengonsumsi kokain dan nikotin
  • Mengonsumsi herba akar manis untuk waktu yang lama
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi kayu mani

Meski penyebab pasti pada umumnya tidak diketahui, hipertensi tetap saja memiliki faktor risiko yang patut diwaspadai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau