Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radang Tenggorokan dan Gejala Virus Corona

Kompas.com - 16/06/2020, 15:45 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Radang tenggorokan adalah penyakit yang membuat penderitanya mengalami demam, tenggorokan gatal, dan tak nyaman untuk menelan.

Di tengah pandemi corona, orang yang sakit radang tenggorokan kerap dibuat was-was.

Pasalnya, salah satu gejala ringan infeksi virus corona adalah sakit tenggorokan.

Baca juga: Studi Sebut Pakai Masker Cara Terbaik Mencegah Penyebaran Virus Corona

Melansir Good Housekeeping, Covid-19 adalah penyakit yang virusnya bisa menyasar saluran pernapasan.

Saat terinfeksi, penderita bisa mengalami kondisi ada penumpukan lendir di belakang hidung dan tenggorokan.

Kondisi tersebut menyebabkan lendir menetes ke bawah dari belakang hidung, sehingga mengiritasi tenggorokan dan memicu peradangan.

Baca juga: 5 Mitos Pakai Masker untuk Cegah Corona

Seberapa umum radang tenggorokan pada Covid-19?

Terdapat beberapa studi terkait radang tenggorokan dan Covid-19.

Melansir Health, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Februari menganalisis 55.924 kasus positif Covid-19 di China.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 13,9 persen pasien mengalami radang tenggorokan.

Gejala ini lebih jarang dilaporkan ketimbang beberapa gejala lainnya seperti demam dan batuk kering yang dilaporkan lebih dari 60 persen pasien. 

Seperti dilansir Harvard Health Publishing, gejala umum Covid-19 yang disebabkan virus corona adalah demam, badan terasa sakit, batuk kering, kelelahan, meriang, tak nafsu makan, dan tak peka bau.

Covid-19 juga bisa menyebabkan gejala parah seperti demam tinggi, batuk parah, sesak napas, dan mengarah pada pneumonia.

Penderita Covid-19 juga bisa mengalami gejala neurologis seperti tak peka rasa dan bau, lemah otot, kesemutan, mati rasa, pusing, kejang, sampai stroke.

Selain itu, ada juga pasien yang menunjukkan gejala gastrointestinal seperti kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare, dan sakit perut.

Baca juga: Waspada, Bahaya Komplikasi Infeksi Virus Corona pada Anak

Beda penyebab radang tenggorokan

Ilustrasi.shutterstock Ilustrasi.
Radang tenggorokan adalah penyakit yang gejalanya sangat umum dan bisa menyerupai penyakit lain.

Rasa tak nyaman karena radang tenggorokan bisa mirip flu, pilek, bahkan Covid-19 atau infeksi virus corona.

"Radang tenggorokan bisa disebabkan infeksi virus atau bakteri. Bisa juga karena alergi, asam lambung naik, stres, sampai dehidrasi," jelas Michael Lerner, MD, pakar laring dari Yale Medicine.

Masalah kesehatan tersebut dapat memicu peradangan karena kerusakan pada lapisan tenggorokan.

Menurut Dr. Lerner, jika Anda mengalami radang tenggorokan disertai demam, sakit kepala, batuk kering, belum tentu kondisi tersebut terkait virus corona.

Untuk memastikannya, Anda perlu melakukan pemeriksaan tes Covid-19.

Baca juga: Bisakah AC Jadi Sarana Penularan Virus Corona?

Cara mengobati radang tenggorokan

Dr. Lerner menjelaskan, cara mengatasi radang tenggoorkan perlu disesuaikan dengan penyebabnya.

Jika radang tenggorokan karena virus corona, influenza, atau virus lainnya, menurut Dr. Lerner, radang tenggorokan bisa sembuh dengan sendirinya.

Namun, selama fase penyembuhan, pasien disarankan untuk minum banyak air putih, minum obat penghilang rasa sakit, dan menjaga kelembaban tenggorokan.

Jika radang tenggorokan disebabkan stres, imun melemah, atau selain virus, Dr. Lerner menyarankan penderita cukup istirahat, banyak minum, dan mengonsumsi tablet hisap antiradang tenggorokan.

Apabila gejala radang tenggorokan tidak kunjung reda selama beberapa hari, ada baiknya Anda berkonsultasi ke dokter.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau