Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes: Jenis, Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatan

Kompas.com - 27/06/2020, 12:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Diabetes adalah salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak diderita penduduk dunia.

Kabar buruknya, jumlah penderita diabetes di Indonesia terus melonjak. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan tren naik penderita diabetes dari 5,7 persen (2007), 6,9 persen (2013), dan melonjak menjadi 10,9 persen pada 2018.

Baca juga: 8 Gejala Awal Penyakit Diabetes

Merangkum Medical News Today, diabetes adalah kondisi yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses glukosa dalam darah atau yang dikenal sebagai gula darah.

Sayangnya, kondisi ini terjadi seumur hidup. Dengan kata lain, jika seseorang didiagnosis dengan penyakit ini maka diperlukan perawatan seumur hidup.

Tanpa perawatan yang baik, diabetes dapat menyebabkan penumpukan gula darah. Hal tersebut kemuadian akan meningkatkan risiko komplikasi seperti stroke dan penyakit jantung.

Jenis Diabetes

Untuk bisa mendapatkan perawatan yang tepat, kita perlu mengetahui jenis diabetes yang diderita.

Ada 3 jenis diabetes utama yang berkembang, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional.

1. Diabetes tipe 1

Dilansir dari Healthline, diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun.

Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas, tempat insulin dibuat.

Hal tersebut kemudian menyebabkan tubuh gagal memproduksi insulin.

Orang dengan diabetes tipe 1 sangat bergantung pada insulin buatan. Mereka harus mengonsumsi insulin buatan setiap hari untuk tetap bisa bertahan hidup.

Baca juga: 6 Tips Aman Mengonsumsi Jus untuk Penderita Diabetes

2. Diabetes tipe 2

Pada diabetes tipe 2, tubuh bisa memproduksi insulin. Hanya saja, sel-sel tubuh tidak merespons terhadap insulin tersebut.

Akibatnya, glukosa menumpuk dalam darah.

Diabetes tipe 2 lebih umum dibanding diabetes tipe 1.

Menurut he National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases AS, diabetes tipe 2 memiliki hubungan kuat dengan obesitas.

3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional terjadi pada perempuan hamil. Ketika hamil, beberapa orang menjadi kurang sensitif terhadap insulin.

Hal tersebut kemudian mengembangkan kondisi diabetes gestasional.

Namun, perlu diingat, diabetes gestasional tidak terjadi pada semua perempuan. Selain itu, kondisi ini biasanya sembuh setelah melahirkan.

Gejala Awal Diabetes

Setiap jenis diabetes memiliki gejala, penyebab, dan perawatan yang berbeda.

Meski begitu, tanda awal diabetes biasanya mirip untuk setiap jenisnya. Merangkum dari Web MD, ini beberapa tanda awal diabetes yang perlu Anda perhatikan:

1. Kelaparan dan kelelahan

Tubuh akan mengubah makanan yang kita makan menjadi glukosa yang kemudian digunakan sel untuk menjadi energi.

Baca juga: 9 Buah yang Bagus untuk Penderita Diabetes

Namun, untuk melakukan hal itu, tubuh memerlukan insulin untuk mengikat glukosa dalam darah.

Padahal, ketika seseorang mengalami diabetes, tubuh tidak cukup menghasilkan insulin. Akibatnya, glukosa tidak bisa diubah menjadi energi untuk sel tubuh.

Ini berimbas pada rasa lapar dan rasa lelah. Anda akan menjadi lebih cepat merasa lapar dan lelah dari biasanya.

2. Sering kencing dan lebih sering merasa haus

Jika biasanya orang dewasa normal kencing sekitar 4 hingga 7 kali dalam 24 jam, maka penderita diabetes lebih sering.

Ini karena tubuh menyerap glukosa saat melewati ginjal.

Ketika glukosa dalam darah naik, maka ginjal akan membuangnya melalui urin. Sedangkan untuk menghasilkan urin, Anda perlu lebih banyak minum.

Hal tersebut membuat penderita diabetes lebih sering haus dan kencing.

3. Mulut kering dan kulit gatal

Karena tubuh perlu banyak cairan untuk kencing lebih sering, maka kelembapan tubuh akan berkurang.

Akibatnya, Anda mungkin akan mengalami dehidrasi dan mulut terasa kering.

Selain itu, karena kelembapan yang berkurang, kulit akan terasa lebih gatal.

4. Penglihatan kabur

Perubahan cairan tubuh tersebut juga dapat membuat penglihatan kabur.

Cairan tubuh yang berkurang membuat lensa mata membengkak. Akibatnya lensa mata berubah bentuk dan sulit fokus.

Baca juga: Konsumsi Jus Pare untuk Penderita Diabetes, Bagaimana Baiknya?

Selain gejala awal tersebut, ada perbedaan gejala pada pria dan wanita.

Pada pria dengan diabetes mungkin akan mengalami penurunan gairah seksual, disfungsi ereksi, dan penurunan kekuatan otot.

Sedangkan pada wanita, juga bisa mengalami infeksi saluran kemih (ISK), infeksi ragi vagina, kulit kering, serta gatal.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab diabetes sangat bergantung pada jenis diabetes yang diidap seseorang.

1. Diabetes tipe 1

Sejauh ini penyebab diabetes tipe 1 masih tidak dapat dipastikan.

Pada beberapa kasus, diabetes tipe 1 terjadi karena autoimun, yang entah bagaimana kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan penghasil insulin di pankreas.

Selain itu, gen juga mungkin berpengaruh pada kasus diabetes tipe 1. Dengan kata lain, jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan diabetes makan faktir risikonya lebih meningkat.

Virus juga dapat memicu serangan sistem kekebalan tubuh yang berkembang menjadi diabetes tipe 1.

2. Diabetes tipe 2

Penyebab diabetes tipe 2 merupakan kombinasi dari faktor genetik dan gaya hidup.

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Kelebihan berat badan, terutama bagian perut, membuat sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin.

Baca juga: Kurma untuk Penderita Diabetes, Begini Baiknya...

Di samping itu, risiko akan meningkat jika Anda

  • kelebihan berat badan
  • berusia 45 tahun atau lebih
  • riwayat keluarga dengan diabetes
  • memiliki gaya hidup kurang aktif
  • pernah mengalami diabetes gestasional
  • memiliki pra-diabetes atau diabetes ambang
  • memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan trigliserida tinggi

Diabetes gestasional

Jenis diabetes yang terjadi pada ibu hamil ini disebabkan oleh perubahan hormon.

Plasenta menghasilkan hormon yang membuat sel-sel tubub wanita hamil kuran sensitif terhadap insulin. Inilah yang membuat gula darah tinggi selama kehamilan.

Selain itu, perempuan yang kelebihan berat badan saat hamil atau terlalu banyak menambah berat badan selama hamil juga lebih rentan mengalami diabetes gestasional.

Faktor risiko yang perlu diwaspadai:

  • kelebihan berat badan
  • berusia lebih dari 25 tahun
  • pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2
  • menderita polycystic ovary syndrome (PCOS)

Komplikasi

Diabetes atau gula darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan organ dan jaringan tubuh.

Itu karena makin tinggi kadar gula darah dan semakin lama menderita diabetes makan akan memperbesar risiko komplikasi.

Baca juga: Kenali Gejala Khusus Diabetes Tipe 2

Beberapa komplikasi yang mungkin berkembang akibat diabetes di antaranya:

  • penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke
  • neuropati
  • neropati
  • retinopati dan kehilangan penglihatan
  • kehilangan pendengaran
  • kerusakan pada kaki seperti infeksi
  • kerusakan kondisi kulit
  • depresi
  • demensia

Sedangkan pada diabetes gestasional, kondisi yang membahayakan ibu dan bayi juga mungkin terjadi. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada diabetes gestasional di antaranya:

  • kelahiran prematur
  • bayi lahir dengan berat badan berlebih
  • meningkatkan risiko diabetes tipe 2
  • gula darah rendah
  • bayi mengalami penyakit kuning
  • bayi meninggal dalam kandungan

Selain itu, ibu juga mungkin mengalami preeklampsia. Kemungkinan kelahiran dengan operasi caesar juga lebih besar.

Baca juga: Kenali Sering Lapar yang Bisa Jadi Tanda Diabetes

Perawatan Diabetes

Diabetes adalah kondisi seumur hidup. Dengan kata lain, Anda harus melakukan perawatan seumur hidup.

Lalu, bagaimana perawatan yang baik terhadap diabetes?

Merangkum dari NHS, jika Anda didiagnosis menderita diabetes maka harus menjaga pola makan, berolahraga secara teratur, dan melakukan tes darah rutin untuk memastikan gula darah tetap seimbang.

Anda juga bisa menggunakan kalkulator indeks massa tubuh (IMT) untuk memeriksa apakah berat badan Anda normal dan sehat.

Selain itu, bagi penderita diabetes tipe 1 maka harus melakukan suntikan insulin teratur selama sisa hidup mereka.

Namun, pada penderita diabetes tipe 2 maka mungkin diperlukan obat berbentuk tablet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau