KOMPAS.com - Tidur yang cukup juga menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Namun, tidur berlebihan juga bisa menjadi tanda adanya gangguan mental berupa depresi.
Menurut psikolog Michelle Drerup, kurang tidur atau tidur berlebihan merupakan gejala adanya depresi.
Menurut Drerup, sebesar 15 persen penderita depresi mengalami tidur berlebihan, khususnya penderita depresi atipikal.
Depresi atipikal adalah jenis depresi di mana penderitanya mengalami suasana hati yang dapat membaik sebagai respons terhadap peristiwa positif.
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Face Shield untuk Cegah Infeksi Virus
Meskipun suasana hati penderita depresi atipikal terlihat membaik, hal itu hanya berlaku sementara waktu dan mereka bisa kembali mengalami fase depresi atau suasana hati yang rendah.
Penderita depresi atipikal biasanya juga mengalami gejala lain seperti peningkatan nafsu makan dan sensitivitas meningkat.
Walaupun tidur berlebihan bisa menjadi gejala depresi, ada beberapa faktor yang turut memicunya.
"Ketika seseorang mengalami depresi, bisa jadi itu bentuk pelarian karena mereka kurang tidur," ucap Drerup.
Tidur berlebihan juga bisa disebabkan karena masalah kesehatan, seperti sleep apnea.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.