3. Bayi lemah
dr. Andy mewanti-wanti, jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah bagi para orangtua.
“Jangan biarkan kondisi ini berlanjut,” jelas dia.
Kondisi lemah pada bayi bisa dipicu oleh beragam penyebab, seperti diare, muntah yang berlebihan, ataupun infeksi berat.
Untuk mengatasi masalah lemah pada bayi baru lahir ini, para orangtua perlu mengobati penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab.
Baca juga: 8 Gejala Awal Penyakit Pneumonia pada Anak
4. Sesak napas
dr. Andy menerangkan, frekuensi napas pada bayi pada umumnya lebih cepat daripada orang dewasa, yakni sekitar 40-60 kali per menit.
Jika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit, maka para orangtua wajib waspada.
“Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak. Jika ditemukan masalah, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter,” ujar dr. Andy.
5. Merintih
Bayi belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Maka dari itu, ketika mendapati bayi merintih terus-menerus meski sudah diberi ASI atau sudah ditimang-timang, para orangtua lebih baik segera menghubungi dokter.
“Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang dirasakan bayi,” kata dia.
Baca juga: Kompres Panas atau Dingin, Mana yang Paling Tepat Turunkan Demam?
6. Pusar kemerahan
Tali pusar yang berwarna kemerahan dapat menunjukkan adanya infeksi pada bayi.