Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2020, 09:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Madu adalah salah satu bahan pemanis alami yang kaya vitamin dan mineral.

Kendati bernutrisi dan bisa bisa meningkatkan nafsu makan anak, pemberian madu bagi si kecil tak boleh asal-asalan.

Pemberian madu untuk bayi berisiko memicu gangguan saraf, komplikasi, sampai berdampak fatal pada si kecil.

Baca juga: Kenapa Bayi di Bawah 1 Tahun Tak Boleh Diberi Madu?

Kapan madu boleh diberikan pada bayi?

Melansir Firstcry Parenting, pemberian madu pada anak butuh waktu yang tepat.

Pasalnya, sejumlah madu mengandung spora bakteri Clostridium botulinum. Zat ini bisa memicu keracunan makanan langka pada bayi bernama botulisme.

Botulisme adalah kondisi yang menyebabkan otot lemah dan masalah pernapasan akut pada bayi.

Gejala penyakit yang menyerang saraf ini bisa muncul sekitar delapan sampai 36 jam sejak bayi diberi madu.

Beberapa tanda botulisme di antaranya lesu, kurang nafsu makan atau menyusu, lemah otot, sembelit, sampai sesak napas.

Baca juga: Bolehkah Minum Obat Setelah Minum Madu?

Bakteri botulinum banyak ditemukan di tanah. Bakteri ini bisa melepaskan spora dan mencemari madu dan zat lainnya.

Proses memanaskan, merebus, memasak dengan tekanan, atau pasteurisasi tidak dapat mematikan bakteri biang botulisme.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com