Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mastitis: Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 17/07/2020, 16:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Bagi ibu menyusui, salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah mastitis.

Mastitis merupakan suatu kondisi di mana jaringan payudara wanita menjadi bengkak dan meradang. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi pada saluran payudara.

Peradangan yang terjadi pada payudara ini bisa menyebabkan rasa nyeri, bengkak, rasa panas, dan kemerahan. Beberapa perempuan juga melaporkan adanya demam dan mengigil akibat mastitis.

Baca juga: Payudara Gatal Bisa Jadi Tanda Penyakit Apa?

Bahkan, mastitis laktasi dapat menyebabkan rasa lemas hingga sulit merawat buah hati.

Kadang kala, kondisi ini juga memaksa ibu menyapih bayi sebelum waktunya.

Infeksi ini sering terjadi pada satu hingga tiga bulan setelah melahirkan.

Meski begitu, kondisi peradangan payudara juga bisa terjadi pada wanita yang belum pernah melahirkan dan wanita setelah menopause.

Melansir dari Web MD, pada wanita sehat, mastitis jarang terjadi. Tapi pada wanita dengan penyakit kronis, diabetes, AIDS, atau gangguan sistem kekebalan tubuh bisa lebih rentan.

Penyebab mastitis

Pada ibu menyusui, mastitis bisa terjadi karena pengosongan payudara tidak sempurna. Hal ini membuat payudara terasa keras dan bengkak.

Jika berlanjut, kondisi ini bisa menyebabkan abses payudara. Ini berarti terbentuk kumpulan nanah lokal dalam jaringan payudara.

Penyebab lain yang bisa menyebabkan mastitis di antaranya:

  • Saluran payudara tersumbat. Pada kondisi ini, penyumbatan menyebabkan ASI kembali dan menyebabkan infeksi
  • Bakteri memasuki payudara. Bakteri dari permukaan kulit atau mulut bayi bisa memasuki saluran susu melalui celah di kulit puting
  • Susu yang stagnan di payudara. Hal ini bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri yang menyebabkan infeksi.

Baca juga: Ini Perubahan Payudara yang Normal Dialami Ibu Hamil

Faktor risiko mastitis

Merangkum dari Healthline dan Mayo Clinic, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalami mastitis, di antaranya:

  1. Kondisi menyusui pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Biasanya, pada waktu-waktu ini jumlah ASI sangat banyak dan meningkatkan risiko mastitis.
  2. Puting lecet. Pelekatan menyusui yang kurang tepat bisa menimbulkan puting lecet. Luka ini kemudian bisa menjadi tempat masuknya bakteri yang menyebabkan mastitis.
  3. Hanya menyusui pada satu payudara saja. Pada payudara yang tidak digunakan untuk menyusui, ASI stagnan bisa berubah menjadi mastitis.
  4. Mengenakan bra yang terlalu ketat. Tekanan pada payudara juga bisa menyebabkan mastitis
  5. Pernah mengalami mastitis sebelumnya
  6. Kelelahan ekstrem
  7. Pola makan yang buruk
  8. Merokok

Gejala mastitis

Kondisi ini memang tidak selalu menyebabkan peradangan, tapi biasanya mastitis memiliki gejala berikut ini:

  • Pembengkakan atau pembesaran payudara
  • Kemerahan
  • Rasa nyeri jika diketakan
  • Sensasi panas di payudara terus menerus atau saat menyusui
  • Gatal di jaringan payudara
  • Benjolan atau penebalan jaringan payudara
  • Payudara terasa sakit
  • Demam

Sebagian besar kasus mastitis didiagnosis secara klinis. Seorang dokter akan menanyakan pertanyaan tentang kondisi Anda dan kemudian memberi Anda pemeriksaan fisik.

Baca juga: Berapa Ukuran Payudara yang Ideal?

Dokter mungkin bertanya kapan Anda pertama kali melihat peradangan dan seberapa menyakitkan. Mereka juga akan bertanya tentang gejala lain, apakah Anda menyusui, dan apakah Anda sedang menjalani pengobatan.

Setelah pemeriksaan fisik, dokter Anda mungkin akan dapat mengetahui apakah Anda menderita mastitis.

Jika Anda memiliki infeksi yang parah, atau pengobatan tidak bereaksi, maka dokter Anda dapat meminta sampel ASI.

Sampel digunakan untuk mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan infeksi.

Pengujian ini dilakukan demi memastikan gejala yang Anda rasakan bukan kanker payudara. Itu karena kanker payudara yang meradang dapat meniru gejala mastitis.

Pengobatan mastitis

Pengobatan mastitis dilakukan sesuai dengan tingkat keparahannya. Beberapa perawatan umum untuk mastitis di antaranya:

  • Antibiotik untuk melawan bakteri yang menyebabkan mastitis
  • Ibuprofen dan acetaminifen untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan pembengkakan
  • Operasi pembedahan untuk mengeluarkan nanah pada abses payudara

Selain pengobatan tersebut, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan di rumah untuk mengatasi mastitis.

1. Menyusui lebih sering

Pada kasus mastitis ringan, Anda perlu lebih sering menyusui dari payudara yang sakit. Hal ini mungkin akan terasa sakit tapi pengosongan payudara menjadi cara terbaik untuk mencegah keparahan terus berlanjut.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Minyak Bulus Bisa Bantu Perbesar Payudara?

2. Memompa ASI

Anda juga bisa menggunakan pompa ASI untuk mengeluarkannya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan dan mengosongkan payudara secara sempurna.

Pengosongan payudara sempurna dapat mencegah pembengkakan dan saluran payudara tersumbat hingga menyebabkan mastitis lebih buruk lagi.

3. Kompres atau mandi air hangat

Anda bisa mengompres atau mandi air hangat untuk meringankan rasa nyeri pada payudara.

Mengompres payudara dengan handuk panas juga bisa dilakukan sebelum menyusui untuk pengosongan lebih sempurna.

4. Kompres es

Jika kompres hangat tidak efektif untuk menghilangkan rasa sakit, Anda bisal melakukan kompres es setelah menyusui.

Tapi, jangan melakukan kompres es sebelum menyusui karena dapat memperlambat aliran ASI

5. Minum banyak air dan makan makanan seimbang

Nutrisi dan hidrasi yang baik dapat melancarkan suplai ASI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau