KOMPAS.com - Terapi insulin menjadi salah satu metode pengobatan untuk mengatasi diabetes.
Insulin merupakan hormon yang membantu mengatur jumlah gula dalam darah atau glukosa.
Untuk mengatur keseimbangan glukosa darah, insulin bekerjasama dengan glukagon alias hormon yang bekerja dengan cara yang berlawanan.
Tubuh menggunakan insulin dan glukagon untuk memastikan bahwa kadar gula darah tidak menjadi terlalu tinggi atau rendah sehingga sel menerima cukup glukosa untuk digunakan sebagai energi.
Baca juga: Yang Terjadi Pada Tubuh saat Kadar Gula Darah Terlalu Tinggi
Ketika gula darah terlalu rendah, pankreas mengeluarkan glukagon yang menyebabkan hati melepaskan glukosa ke dalam aliran darah.
Namun, tubuh penderita diabetes tidak bisa menghasilkan insulin atau insulin yang dimiliki tidak bisa bekerja efektif untuk membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah.
Sayangnya, terapi insulin bisa mengakibatkab berbagai efek samping seperti:
Suntikan insulin juga bisa menyebabkan sel-sel tubuh menyerap lebih banyak glukosa dalam darahatau dikenal dengan istilah hipoglikemia.
Hal ini bisa menyebabkan gula darah turun secara berlebihan. Gula darah yang terlalu rendah bisa mengakibatkan hal-hal berikut:
Terapi insulin juga bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius. Namun, hal ini jarang terjadi. Salah satu komplikasi serius akibat terapi insulin adalah nekrosis lemak.
Kondisi ini menyebabkan benjolan yang menyakitkan tumbuh di jaringan subkutan, tepat di bawah permukaan kulit.
Riset 2013 yang membuktikan terapi insulin dapat meningkatkan risiko berikut:
Bahkan, berbagai riset juga membuktikan penggunaan terapi insulin pada pasien diabetes tipe dua bisa mengakibatkan berbagai risiko berikut:
Baca juga: Sering Menimbun Barang Hingga Jadi Sampah, Hati-Hati Hoarding Disorder
Tidak semua penderita diabetes tipe 2 harus menggunakan terapi insulin. Di sisi lain, mereka yang mengalami diabetes tipe 1 memerlukan terapi ini seumur hidup mereka.
Berikut tiga jenis orang yang memerlukan terapi insulin: