Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2020, 19:32 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Stres adalah cara alami tubuh membuat seseorang tetap waspada, tejaga, dan siap menghadapi suatu ancaman atau bahaya.

Dalam dosis kecil, stres memang bisa bermanfaat. Stres bisa membantu memotivasi dan mendorong seseorang mencapai tujuan.

Namun, terlalu banyak stres bisa membuat seseorang susah konsentrasi, susah tidur, dan membuat putus asa.

Baca juga: Stres Bisa Memicu Jerawat, Begini Baiknya

Melansir Web MD, terlalu banyak paparan stres atau stres kronis bisa menyebabkan depresi bagi kelompok rentan.

Bagi beberapa orang stres yang berujung depresi bisa dipicu peristiwa seperti menikah atau memulai pekerjaan baru.

Kendati demikian, sekitar 10 persen penderita mengalami depresi tanpa dipicu kejadian pemicu stres.

Penyebab depresi yang tidak didasari stres tersebut bisa karena faktor genetika atau masalah kimia di otak.

Lantas, bagaimana mengetahui seseorang mengalami stres atau depresi?

Baca juga: Musik Bisa Hilangkan Stres, Bagaimana Caranya?

Perbedaan stres dan depresi

Melansir Mental Health America, stres maupun depresi sama-sama dapat memengaruhi kesehatan fisik, mental, maupun emosional.

Namun terdapat perbedaan yang mendasar. Gejala depresi biasanya lebih intens dan bertahan lebih dari dua minggu.

Depresi bisa menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem seperti sangat sedih, putus asa, lelah, dan tidak berdaya.

Berikut ciri-ciri stres secara umum:

  • Susah tidur
  • Merasa kewalahan
  • Gampang lupa atau ada kendala memori
  • Susah berkonsentrasi
  • Ada perubahan kebiasaan makan
  • Gugup atau cemas
  • Gampang marah, mudah tersinggung, atau mudah frustrasi
  • Mudah emosi saat mengerjakan sesuatu yang sederhana
  • Merasa tidak bisa mengatasi kesulitan hidup
  • Aktivitas pribadi terganggu

Baca juga: 6 Ciri-ciri Depresi yang Tampak pada Aktivitas Sehari-hari

Sementara itu, ciri-ciri depresi secara umum di antaranya:

  • Menarik diri dari orang lain
  • Merasa sedih dan putus asa
  • Tidak berenergi, gairah hidup, dan motivasi
  • Susah membuat keputusan
  • Gelisah dan mudah tersinggung
  • Makan jadi lebih banyak atau sedikit ketimbang biasanya
  • Tidur jadi lebih banyak atau sedikit ketimbang biasanya
  • Susah berkonsentrasi
  • Gampang lupa atau punya masalah memori
  • Merasa buruk tentang diri sendiri
  • Hobi menyalahkan diri sendiri
  • Mudah marah
  • Merasa tidak berdaya menghadapi kesulitan hidup
  • Ada pikiran untuk mengakhiri hidup

Baca juga: Beda Baby Blues dan Depresi Pascamelahirkan

Bagaimana stres bisa memicu depresi?

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Stres kronis karena merawat orangtua penderita alzheimer, kehilangan pekerjaan, kematian orang yang dicintai, putus cinta dapat menyebabkan depresi berat pada orang yang rentan.

Stres yang intens dapat memicu peningkatan hormon kortisol atau hormon stres. Selain itu, stres juga bisa mengurangi produksi serotonin dan dopamin yang bisa memicu depresi.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau