Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotoran Telinga Berwarna Hitam: Penyebab dan Cara Mengatasi

Kompas.com - 31/07/2020, 09:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Di balik kesan menjijikkan bagi sebagian orang, kotoran telinga bisa menjaga indra pendengaran agar tetap sehat.

Melansir Healthline, kotoran telinga membantu mencegah debu, kotoran, sampo, air, serangga, kuman, atau zat asing masuk ke kuping.

Manfaat kotoran telinga juga membantu menjaga keseimbangan asam untuk melindunginya dari infeksi.

Baca juga: Cara Membersihkan Telinga yang Aman

Serumen atau kotoran telinga diproduksi oleh kelenjar di bagian luar saluran telinga. Serumen terdiri atas lemak, keringat, dan sel dari bagian dalam telinga.

Sebagian besar kotoran telinga umumnya berwarna kuning, agak basah, dan lengket. Namun, ada juga kondisi yang membuat kotoran telinga berwarna hitam.

Penyebab kotoran telinga berwarna hitam

Ilustrasi.shutterstock Ilustrasi.
Melansir Medical News Today, kotoran telinga secara alami akan menumpuk di saluran telinga.

Semakin lama menumpuk, warna serumen kuning bisa semakin gelap.

Seiring bertambahnya usia, kotoran telinga bisa menjadi lebih kering. Sehingga, proses membersihkan telinga secara alami jadi terganggu.

Akibatnya, kotoran telinga bisa menumpuk dan berubah warna dari kuning menjadi hitam.

Baca juga: Cara Mengeluarkan Hewan dari Dalam Telinga

Kendati jamak diidap orang berusia lanjut, namun kotoran telinga berwarna hitam juga bisa dialami siapa saja.

Beberapa penyebab kotoran telinga berwarna hitam di antaranya:

  • Penumpukan kotoran telinga berlebihan

Dalam kondisi normal, kotoran telinga secara rutin keluar dari telinga.

Namun, beberapa kondisi membuat kelenjar menghasilkan kotoran telinga berlebihan.

Produksi kotoran telinga berlebihan ini dapat menumpuk di saluran telinga dan membuat warna serumen menghitam.

  • Terganjal benda asing

Menggunakan pengumbat telinga, headset, atau alat bantu dengar secara rutin rentan membuat kotoran telinga berwarna hitam.

Benda asing yang menyumbat telinga ini dapat mendorong kotoran telinga kembali masuk ke saluran telinga.

Akibatnya, kotoran telinga terhambat keluar dan menumpuk di saluran telinga.

Baca juga: Menahan Bersin Bisa Rusak Gendang Telinga, Bagaimana Baiknya?

  • Membersihkan telinga dengan cotton bud

Kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud berisiko mendorong kotoran telinga kembali ke bagian dalam saluran kuping.

Kondisi ini rentan menekan kotoran masuk sampai gendang telinga.

Selain membuat kotoran telinga berwarna gelap, kondisi ini juga bisa memicu sakit telinga, gangguan pendengaran, dan pusing.

Baca juga: 7 Cara Mengobati Mata Bintitan dengan Cepat

Cara mengatasi kotoran telinga berwarna hitam

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Di banyak kasus, kotoran telinga berwarna hitam tidak menimbulkan masalah kesehatan serius.

Anda bisa mengatasi kotoran telinga berwarna hitam di rumah dengan obat sakit telinga atau obat tetes telinga.

Jika perawatan di rumah tidak berhasil dan kotoran telinga berwarna hitam disertai rasa sakit, Anda wajib berkonsultasi ke dokter.

Anda juga perlu ke dokter apabila baru kali pertama mengalami kotoran telinga berwarna hitam.

Selain itu, kotoran telinga berwarna hitam juga bisa jadi tanda ada masalah kesehatan apabila disertai nyeri, mual, dan pusing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau