KOMPAS.com - Bersin adalah cara tubuh menghilangkan iritasi dari hidung atau saluran pernapasan.
Namun, di tengah pandemi virus corona, bersin dan batuk menjadi suatu momok yang berbahaya.
Bersin dianggap sebagai salah satu jalan penularan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Baca juga: Percikan Cairan Bersin dan Batuk Bisa Terbang Sampai 8 Meter
Lantas, sebagai bentuk kepedulian agar tidak menyebarkan penyakit, banyak orang menahan bersin.
Sebelum membahas boleh tidaknya menahan bersin di tengah pandemi virus corona, ada baiknya Anda mengetahui seluk-beluk bersin.
Melansir Healthline, bersin bukanlah penyakit. Bersin merupakan usaha tubuh untuk membersihkan udara.
Tujuannya, untuk membersihkan udara yang terhirup agar bebas dari virus, bakteri, dan kotoran.
Dalam kebanyakan kasus, hidung bekerja dengan menjebak kotoran dan kuman ke dalam lendir.
Perut lantas mencerna lendir dan menetralkan zat yang berbahaya termasuk virus dan bakteri.
Pada proses tersebut, ada kalanya kotoran atau kuman dapat masuk ke dalam hidung dan mengiritasi selaput lendir yang sensitif di hidung dan tengorokan.
Saat selaput lendir di hidung teriritasi, Anda bisa mengalami bersin.
Bersin bisa disebabkan virus, bakteri, alergi seperti debu, atau penggunaan obat semprot.
Baca juga: Bagaimana Virus Bisa Menyebar dan Menularkan Penyakit?
Kebiasaan menahan bersin karena enggan membahayakan orang sekitar tersebut bisa merusak diri sendiri.
"Bersin memang berperan dalam menyebarkan infeksi. Tapi bersin juga penting untuk menghilangkan iritasi dan alergen," jelas ahli alergi dan imunologi klinis DeVon Preston, MD, seperti dilansir Cleveland Clinic.
Saat Anda tidak bersin atau menahan bersin, tubuh bisa kemasukan zat yang berpotensi merusak sinus atau paru-paru.