KOMPAS.com - Obesitas adalah masalah kesehatan kronis yang bisa mengurangi kualitas hidup penderitanya.
Tak hanya memengaruhi kualitas hidup, obesitas dapat menyebabkan penyakit jantung, seperti gagal jantung, fibrilasi atrium, dan penyakit jantung koroner.
Menurut Kementerian Kesehatan, obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak berlebih karena ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dengan tenaga yang dikeluarkan.
Penentuan status obesitas seseorang diukur lewat Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Cara mengetahui BMI dengan membagi berat badan (satuan kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (satuan meter).
Misalkan seseorang memiliki berat badan 53 kilogram dan tinggi badan 158 sentimeter, besar BMI-nya adalah 53 dibagi (1,58x1,58) = 21,2.
Seseorang dikatakan obesitas apabila status gizi BMI-nya lebih dari 30.
Berikut penjelasan mengapa obesitas dapat meningkatkan faktor risiko atau peluang seseorang menderita penyakit jantung.
Dilansir dari Penn Medicine, obesitas dapat menyebabkan penyakit jantung karena pengaruh kolesterol.
Obesitas dapat menyebabkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida melonjak.
Di sisi lain, obesitas juga bisa menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Sebagai informasi, kolesterol HDL penting untuk menyingkirkan kolesterol jahat dari tubuh dan mencegah penyakit jantung.
Baca juga: Olahraga untuk Penderita Penyakit Jantung, Bagaimana Baiknya?
Darah tersebut digunakan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Dengan kebutuhan darah yang lebih banyak, praktis tekanan untuk menggerakkan darah juga meningkat, sehingga tekanan darah ikut melonjak.