KOMPAS.com - Ulkus diabetikum adalah luka terbuka mirip borok yang muncul di bagian bawah kaki penderita diabetes.
Melansir laman resmi American Podiatric Medical Association, luka diabetes di kaki ini dialami sekitar 15 penderita diabetes.
Apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, luka diabetes di kaki bisa mengalami infeksi dan mengalami komplikasi sampai diamputasi.
Kabar baiknya, apabila perawatan luka diabetes dilakukan dengan cara yang benar, perkembangan ulkus diabetikum bisa dicegah.
Baca juga: 5 Ciri-Ciri Gula Darah Naik yang Perlu Diwaspadai
Setiap penderita diabetes bisa memiliki luka berupa borok atau ulkus di kaki.
Penyebab luka diabetes di kaki karena kombinasi beberapa faktor seperti peredaran darah tak lancar, iritasi, sampai trauma.
Penderita diabetes menahun dapat mengalami neuropati, atau kondisi penurunan kemampuan merasakan nyeri di kaki karena kerusakan saraf.
Kerusakan saraf tersebut dipengaruhi kadar gula darah yang stabil tinggi dalam waktu lama.
Kerusakan saraf kerap muncul tanpa rasa sakit. Terkadang, penderita juga tidak menyadari gejala penyakitnya.
Baca juga: Ciri-ciri Diabetes dari Luka yang Muncul di Kulit
Selain itu, penyakit pembuluh darah juga dapat memperburuk kondisi luka kaki penderita diabetes.
Pasalnya, gangguan pembuluh darah dapat menghambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi.
Peningkatan gula darah juga bisa mengurangi daya tahan tubuh saat melawan infeksi. Dengan demikian, proses penyembuhan luka jadi lebih lambat.
Dilansir dari Medical News Today, penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga lebih berisiko mengalami infeksi bakteri saat memiliki luka.
Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko infeksi pada luka diabetes di kaki yakni keringat berlebih, kulit kering dan pecah-pecah, serta infeksi dari kuku kaki.
Baca juga: Jenis Makanan yang Baik untuk Penderita Diabetes
Beberapa ciri-ciri luka diabetes di kaki yang tampak adalah:
Jika luka diabetes di kaki tidak diobati, penderita bisa mengalami infeksi.
Infeksi tersebut dapat menjalar sampai ke otot dan tulang. Kondisi ini disebut osteomielitis.
Apabila infeksi sudah berkembang dan luka tak kunjung diobati, infeksi bisa berkembang ke tahap gangren. Gangren adalah penyebab umum amputasi pada penderita diabetes.
Infeksi yang tidak terkontrol dapat berkembang menjadi sepsis yang mengancam jiwa.
Kondisi ini disebabkan mikroorganisme atau racun sudah menyebar ke dalam jaringan atau aliran darah.
Baca juga: Konsumsi Jus Pare untuk Penderita Diabetes, Bagaimana Baiknya?
Perawatan kaki untuk penderita diabetes meliputi:
Baca juga: 5 Buah yang Aman Dimakan Penderita Diabetes
Penderita diabetes perlu memantau setiap luka, termasuk di kaki, dengan cermat. Proses penyembuhan luka kemungkinan lebih lama dari kondisi normal.
Penderita diabetes perlu waspada apabila muncul luka terbuka selama beberapa minggu, mengeluarkan cairan, dan terasa sangat nyeri.
Kendati tidak ada tanda-tanda infeksi, setiap luka diabetes perlu dibersihkan dan diganti dengan perban setiap hari.
Penderita diabetes yang sudah memiliki luka di kaki disarankan untuk tetap menggunakan sepatu dan kaus kaki. Telanjang kaki dapat meningkatkan risiko infeksi.
Penderita diabetes juga memerlukan obat jika memiliki luka di kaki dan tak kunjung sembuh.
Dokter jamak merekomendasikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi dan menyarankan pasien dirawat inap jika lukanya parah.
Baca juga: 5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua
Mengontrol gula darah
Hal yang tak kalah penting pada pemilik luka diabetes adalah mengontrol kadar gula darah.
Penderita diabetes tipe 1 perlu mengonsumsi insulin seumur hidup untuk mengontrol gula darah.
Sedangkan penderita diabetes tipe 2 bisa mengonsumsi insulin, minum obat, atau melakukan penyesuaian gaya gidup sehat untuk menjaga gula darah agar tetap stabil.
Tanpa dukungan kadar gula darah stabil, beragam cara merawat luka diabetes tidak bisa berjalan optimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.