Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Atasi Insomnia Saat Masa Awal Kehamilan

Kompas.com - 26/08/2020, 15:08 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Selain mengalami mual dan muntah, kurang tidur juga kerap dialami para wanita saat trimester awal kehamilan.

Pasalnya, kehamilan bisa memicu kelelahan yang menyebabkan insomnia di malam hari.

Ada banyak hal yang memicu insomnia di awal kehamilan. Biasanya, hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • keinginan buang air kecil yang meningkat
  • mual atau muntah
  • sakit punggung
  • nyeri payudara
  • rasa tidak nyaman di perut
  • keram kaki
  • sesak napas
  • maag.

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Daging Kambing?

Selain itu, insomnia di awal kehamilan bisa dipicu oleh stres dan cemas tentang persalinan atau rasa khawatir tentang bagaimana menyeimbangkan kehidupan kerja dan mengasuh calon buah hati.

Pikiran-pikiran itu kerap membuat banyak wanita tak bisa memejamkan mata di malam hari.

Cara mengatasi

Untuk mengatasi hal ini, kita tidak bisa menggunakan obat tidur secara sembarangan karena bisa membahakan janin.

Kabar baiknya, ada solusi alami dan aman yang bisa digunakan untuk mengatasi insomnia.

Berikut tips mengatasi insomnia di awal kehamilan:

1. Lakukan pola tidur bersih

Pola tidur bersih akan memberi sinyal pada otak untuk beristirahat dan mulai tidur.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara berikut:

  • gunakan tempat tidur hanya untuk beristirahat
  • bangun dan tidur di waktu yang sama setiap hari
  • buat tempat tidur senyaman mungkin
  • hindari penggunaan gadget di tempat tidur
  • batasi konsumsi kafein sebelum tidur.

2. Lakukan relaksasi

Latihan relaksasi dapat membantu menenangkan pikiran yang gelisah. Para wanita bisa mencoba relaksasi progresif, yang melibatkan relaksasi setiap otot di tubuh secara perlahan dimulai dengan jari kaki.

Riset 2015 yang diterbitkan jurnal Obstetric Medicine juga membuktikan meditasi dapat membantu insomnia di masa kehamilan.

Baca juga: Tidur Tanpa Bra atau Pakai Bra, Mana yang Lebih Baik?

3. Terapi perilaku kognitif atau CBT

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau