Stunting bukan berarti gizi buruk yang ditandai dengan kondisi tubuh anak yang begitu kurus.
Faktanya, yang sering kali terjadi, anak yang mengalami stunting tidak terlalu kentara secara fisik.
Anak atau balita stunting pada umumnya terlihat normal dan sehat.
Namun, jika ditelisik lebih jauh ada aspek-aspek lain yang justru jadi persoalan.
Di mana, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal.
Sebagai contoh, kalau anak lain bisa tumbuh ke atas, anak dengan stunting justru tumbuh ke samping.
Kondisi ini kemudian berisiko terhadap penyakit tidak menular di Indonesia, seperti diabetes atau obesitas.
Tak hanya itu, sayangnya, faktor stunting yang dialami sejak kecil kerap kali dapat menyulitkan anak untuk mendapatkan pekerjaan ketika dewasa karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi
Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, memang terus mengalami penurunan.
Tetapi langkah pencegahan stunting harus terus dilakukan untuk menekan angka tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan