KOMPAS.com – Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada biasanya atau di atas suhu normal.
Suhu badan normal manusia pada umumnya berkisar antara 36-37 derajat Celsius.
Jadi, seseorang dapat dikatakan mengalami demam ketika suhu badannya berada di atas angka tersebut.
Baca juga: Alasan Tak Boleh Buru-buru Minum Obat Penurun Panas Saat Demam
Namun, suhu badan yang mencapai 37,5 derajat Celsius masih bisa disebut berada di ambang suhu normal sepanjang tidak memiliki kecenderungan untuk meningkat.
Demam pada umumnya akan terjadi ketika seseorang sedang mengalami gangguan kesehatan.
Melansir Buku Mini Handbook Kesehatan Anak (2019) oleh dr. Rendi Aji Prihaningtyas, dkk, demam adalah bentuk perlawanan tubuh dalam memerangi penyakit.
Cara kerjanya adalah suhu badan naik agar kuman penyebab penyakit merasa tidak nyaman.
Maka dari itu, tidak semua demam harus selalu diobati, termasuk pada anak-anak.
Jika anak demam dengan kondisi yang masih tampak nyaman, tindakan yang sebaiknya dilakukan para orangtua hanya obeservasi.
Hal itu dilakukan sampai suhu turun dengan sendirinya dan tidak perlu diberikan obat penurun panas.
Setelah berkenalan dengan demam, para orangtua sebenarnya tidak perlu terlalu panik ketika mendapati anak mengalami demam.
Baca juga: Jangan Sampai Telat, Kenali 7 Ciri DBD pada Anak Harus Dirawat di RS
Pada kondisi demam tertentu saja anak-anak perlu mendapatkan penanganan dokter.
Melansir Buku Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita (2001) oleh dr. M. C. Widjaja, mengetahui atau tidaknya penanganan dokter jika anak mengalami demam dapat dilihat dari tanda-tanda yang muncul, antara lain sebagai berikut:
1. Usia anak di bawah 6 bulan
Jika anak yang mengalami demam berusia di bawah 6 bulan, dengan alasan apa pun harus ditangani oleh dokter.