KOMPAS.com - Saat harus sendirian dalam waktu yang lama, banyak orang akan merasakan kesepian. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang normal.
Tapi, kesepian tidak melulu terjadi akibat sendrian. Banyak orang tetap merasa kesepian meskipun berada di antara banyak orang.
Itu karena kesepian merupakan sebuah emosi yang kompleks ketika merasa tidak diperhatikan, tidak berharga, merasa tidak terhubung dengan orang lain, sendirian, bahkan perasaan tidak dicintai.
Baca juga: Waspada, Bahaya Kesepian yang Tak Bisa Dianggap Sepele
Kondisi ini dapat diartikan sebagai perasaan terpisah dari orang lain atau keadaan pikiran sendirian.
Kesepian memang merupakan hal yang normal. Namun ketika ini dirasakan terus menerus dapat menjadi masalah mental yang kronis.
Apalagi selama enam bulan terakhir, kita merasakan pembatasan sosial akibat Covid-19 yang tidak jarang membuat orang merasa tidak terhubung dengan orang lain dan sendirian.
Ya, saat pembatasan sosial atau social distancing, kita makin membatasi gerak sosial sehingga jarang bertemu dengan teman, kawan, bahkan kerabat.
Dalam hal ini, sangat mungkin banyak orang menjadi measa kesepian.
Kabar buruknya, jika kondisi ini terus berlarut-larut dalam menjadi kronis.
Tak hanya buruk bagi kesehatan mental, kesepian kronis juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa ada kaitan kuat antara kesepian dengan sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, penyakit kronis, diabetes, dan depresi.
Lebih lanjut, berikut beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi akibat kesepian.
Meskipun kesepian berbeda dengan depresi, kesepian dikaitkan dengan gejala depresi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Social Psychiatry and Psychiatry Epidemiology tahun 2016 menemukan bahwa orang kesepian lebih sering mengalami depresi.
Melansir dari Live Strong, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet pada Januari 2020 juga menemukan hubungan antara kesepian, keterputusan sosial, dan depersi.