Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikropenis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 21/09/2020, 21:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Terapi testosteron dapat membantu menstimulasi pertumbuhan penis pada masa bayi, meski hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa terapi ini efektif pada masa pubertas dan dewasa.

Jenis pengobatan hormon lain dapat dicoba jika testosteron tidak efektif.

Baca juga: 3 Teknik Menunda Ejakulasi untuk Cegah Ejakulasi Dini

2. Phalloplasty

Phalloplasty adalah prosedur pembedahan untuk memperbaiki mikropenis.

Phalloplasty lebih sering dilakukan pada remaja dan orang dewasa daripada pada bayi dan anak kecil.

Biasanya tindakan ini dilakukan jika perawatan hormon tidak efektif.

Sama seperti jenis operasi lainnya, phalloplasty punya sejumlah risiko kesehatan.

Komplikasi yang memengaruhi saluran kemih, fungsi ereksi, dan fungsi lainnya dapat terjadi, dan mungkin memerlukan prosedur selanjutnya.

Beberapa juga berpendapat bahwa perubahan ukuran atau panjang yang dihasilkan tidak cukup signifikan untuk mengimbangi risiko.

Namun, kemajuan dalam operasi plastik memungkinkan penis dapat "dimodifikasi" dengan pembedahan tanpa memengaruhi fungsi saluran kemih dan seksual yang sehat.

Penting untuk bekerja sama dengan ahli bedah berpengalaman dan memahami semua potensi risiko dan manfaat operasi.

Baca juga: Benarkah Ejakulasi Dini Bikin Pasangan Sulit Hamil?

3. Menerima tubuh

Banyak orang menganggap ukuran penis merupakan tanda kejantanan.

Oleh sebab itu, dalam hubungan intim, memiliki mikropenis bisa menimbulkan masalah tersendiri, sehingga butuh penyesuaian dan sikap sehat dari pengidap maupun sang pasangan.

Memberikan beberapa konseling sejak usia dini dapat membantu seorang anak laki-laki menghadapi berbagai tekanan atau masalah yang menyangkut dengan mikropenisnya.

Terapis bersama dengan dokter medis tersedia untuk diajak bicara mengenai pemecahan masalah ini.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com