Kebiasaan multitasking membuat orang jadi susah fokus, atau perhatiannya mudah teralihkan. Multitasking membuat orang sulit membedakan mana gangguan yang penting dan tak penting.
Baca juga: 5 Alasan Kenapa Seseorang Susah Minta Maaf Menurut Psikologi
Kebiasaan multitasking saat menggunakan komputer atau gawai ternyata bisa menimbulkan stres kronis. Pasalnya, seseorang bisa mengalami banjir informasi, dibuat sibuk mencernanya, dan jadi stres.
Banyak orang yang sering multitasking mengalami gejala depresi dan gangguan kecemasan sosial.
Kendati punya sederet mudarat bagi kesehatan mental, multitasking tidak serta-merta buruk.
Menurut studi, orang multitasking cenderung punya kemampuan kognitif yang lebih baik dalam mengintegrasikan informasi visual dan auditori.
Integrasi multisensori tersebut punya pengaruh positif pada kemampuan kognitif seseorang.
Baca juga: Membongkar Psikologi Kenapa Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi
Dari penjelasan di atas, multitasking memiliki lebih banyak dampak negatif ketimbang positif bagi kesehatan mental.
Untuk meminimalkan dampak negatif multitasking, seseorang disarankan untuk tidak mengerjakan terlalu banyak hal sekaligus.
Batasi mengerjakan atau membagi fokus maksimal untuk dua hal.
Alih-alih berpindah dari satu hal ke hal lain dalam hitungan menit, coba curahkan perhatian untuk satu hal setidaknya selama 20 menit.
Dengan jeda yang lebih lama tersebut, fokus otak tidak terus-menerus terpecah, dan memicu stres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.