KOMPAS.com - Jika berbicara mengenai pola dan kualitas tidur, ahli kesehatan seringkali mengaitkannya dengan ritme sirkadian tubuh.
Ritme sirkadian merupakan jam internal yang mengatur proses penting dan fungsi tubuh.
Kapan waktunya kita bangun dan tidur pun juga diatur oleh ritme sirkadian.
Ritme ini bekerja sama dengan otak dan dipengaruhi langsung oleh isyarat lingkungan, terutama cahaya.
Bila ritme ini terganggu, kesehatan tubuh kita juga turut bermasalah.
Baca juga: 3 Bahaya Tidur Tengkurap yang Tak Bisa Disepelekan
Ritme sirkadian bekerja untuk memasikan semua fungsi dan proses tubuh berjalan maksimal selama 24 jam.
Pada manusia, ritme ini mengoordinasikan sistem mental dan fisik di seluruh tubuh.
Cara kerja ritme ini dimulai dari sel-sel otak yang merespon isyarat lingkungan, yakni gelap dan terang.
Respon tersebut ditangkap oleh mata yang kemudian dikiramkan dalam bentuk sinyal ke sel-sel tubuh sebagai isyarat kapan waktunya kita terbangun dan tidur.
Sel-sel tersebut kemudian mengirimkan lebih banyak sinyal ke bagian lain di otak yang mengaktifkan fungsi lain yang membuat kita lebih lelah atau waspada.
Hormon juga berperan dalam ritme ini. Misalnya, melatonin dan kortisol yang dapat meningkat atau menurun sebagai bagian dari ritme sirkadian.
Melatonin adalah hormon yang membuat kita mengantuk. Tubuh melepaskan lebih banyak di malam hari dan meminimalisirnya di siang hari.
Sedangkan kortisol dapat membuat kita lebih waspada, dan tubuh akan memproduksinya lebih banyak di pagi hari.
Selain itu, suhu tubuh dan metabolisme juga menjadi bagian dalam ritme sirkadian.
Suhu tubuh turun saat kita tidur dan naik selama kita terjaga. Tingkat metabolisme juga diatur oleh ritme ini.