KOMPAS.com - Terapi radiasi merupakan salah satu metode pengobatan kanker dengan menggunakan gelombang energi kuat untuk membunuh sel kanker.
Gelombang energi yang digunakan bisa merusak DNA sel kanker sehingga mencegah dan memperlambat penyebaran penyakit.
Terkadang, dokter bisa mengombinasikan metode pengobatan ini dengan berbagai jenis perawatan lain, seperti kemoterapi atau pembedahan.
Baca juga: Mengenal Serangan Jantung Widowmaker dan Cara Mencegahnya
Terapi radiasi dapat memengaruhi juga dapat berpengaruh pada sel-sel sehat. Itu sebabnya, metode pengobatan ini juga tak luput dari efek samping.
Efek samping yang terjadi sangat spesifik tergantung pada faktor-faktor seperti:
Efek samping juga bisa bersifat jangka pendek atau panjang. Untuk jangka pendek, efek samping yang terjadi bisa berupa:
Sedangkan untuk jangka panjang, efek samping yang ditimbulkan bisa berupa berikut:
Selain itu, radiasi dosis tinggi juga bisa memicu kemungkinan munculkan jenis kankerlain.
Namun, tidak semua yang menjalani terapi radiasi mengalami efek jangka panjang.
Risikonya tergantung pada dosis, area yang mendapatkan perawatan, dan kondisi pribadi pasien.
Melansir data Medical News, ada dua jenis terapi radiasi yang biasa diberikan pada pasien kanker. Berikut jenis tersebut:
1. Terapi radiasi sinar eksternal
Jenis terapi ini adalah tipe yang paling umum dan melibatkan mesin eksternal yang memancarkan sinar radiasi dengan menargetkan area di mana sel kanker berada.
Jenis terapi ini bisa digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker.
Sinar radiasi yang digunakan dalam terapi radiasi eksternal berasal dari tiga jenis partikel, yakni foton, proton, dan elektron.
Baca juga: Penting untuk Perangi Penyakit Menular, Bagaimana Vaksin Dikembangkan?