Anemia hemolitik adalah kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah merah dalam darah tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan tubuh.
Sel darah merah berkembang di sumsum tulang.
Tubuh biasanya menghancurkan sel darah merah tua atau rusak di limpa dalam proses yang disebut hemolisis.
Ketika tubuh secara keliru menghancurkan terlalu banyak sel darah merah, seseorang mungkin mengalami anemia hemolitik.
Baca juga: 10 Penyebab Urine Keruh, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Penyakit Ginjal
Kelainan darah genetik, seperti penyakit anemia sel sabit atau talasemia dapat pula menjadi penyebab anemia hemolitik.
Kondisi ini juga merupakan efek samping potensial dari beberapa obat dan terkadang dapat terjadi setelah transfusi darah.
Selain urine berwarna gelap, gejala anemia hemolitik antara lain, yakni:
Dalam kasus yang parah, anemia hemolitik dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:
Baca juga: Benarkah Urine Penderita Diabetes Terasa Manis?
4. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi saat bakteri masuk ke kandung kemih, biasanya melalui uretra.
Wanita cenderung mengembangkan ISK lebih sering daripada pria dan banyak orang mengenalnya sebagai infeksi kandung kemih atau sistitis.
Gejala ISK antara lain dapat meliputi:
5. Hepatitis C
Virus hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan infeksi pada hati.
Infeksi virus ini memiliki sedikit gejala pada tahap awal, sehingga banyak orang tidak menyadarinya sampai kerusakan hati mulai menyebabkan masalah.
Baca juga: 3 Penyebab Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai
Karena memengaruhi cara hati memproses limbah, HCV dapat menyebabkan urine berwarna gelap.
Orang yang menerima transfusi darah atau transplantasi organ sebelum Juli 1992 atau produk darah untuk masalah pembekuan yang diproduksi sebelum 1987 berisiko memiliki HCV.
Faktor risiko lainnya termasuk berbagi jarum suntik, berhubungan seks tanpa kondom dengan orang yang memiliki HCV, dan menerima tato menggunakan peralatan yang tidak steril.
Jika gejala memang terjadi, biasanya muncul dalam 2 minggu hingga 6 bulan setelah terpapar virus.