Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabies: Penyebab, Gejala, Cara Mencegah dan Mengatasinya

Kompas.com - 04/11/2020, 18:15 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline, CDC

KOMPAS.com - Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 59.000 orang di meninggal dunia karena rabies setiap tahunnya.

Hampir 99 persen kasus rebies terjadi karena gigitan anjing. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menginfeksi mamalia dan ditularkan ke manusia lewat gigitan.

Meski sebagian besar kasus rabies terjadi karena gigitan anjing, rabies juga bisa ditularkan oleh kucing, kelinci, rakun, atau kelelawar lewat gigitan dan cakaran.

Baca juga: 4 Cara Cegah Naiknya Berat Badan Saat Menopause

Gejala

Masa inkubasi virus rabies berkisar antara empat hingga 12 minggu. Setelah masa ingkubasi, orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala mirip flu, misalnya:

  • demam
  • otot melemah
  • kesemutan
  • atau merasa terbakar di area gigitan.

Saat virus sudah mencapat sistem saraf pusat, kondisi ini bisa menyebabkan penyakit berikut:

- Rabies ganas (furious rabies)

Orang yang mengalami penyakit ini bisa menjadi hiperaktifdan terlalu bersemangat. Gejala rabies ganas juga bisa berupa:

  • insomnia
  • kegelisahan
  • kebingungan
  • halusinasi
  • air liur berlebih
  • takut air.

- Rabies paralitik

Bentuk rabies ini membutuhkan waktu lebih lama untuk muncul, tetapi efeknya juga parah.

Orang yang terinfeksi bisa menjadi lumpuh perlahan, lalu mengalami koma hingga kematian.

Cara mengatasi

Setelah terpapar virus rabies, kita dapat menjalani serangkaian suntikan untuk mencegah masuknya infeksi.

Suntikan yang diberikan berisi rabies immunoglobulin agar tubuh membentuk langsung antibodi rabies untuk melawan infeksi, membantu mencegah virus untuk masuk ke tubuh lebih lanjut.

Agar terhindar dari rabies, kitajuga memerlukan vaksin. Vaksin rabies diberikan dalam rangkaian lima kali suntikan selama 14 hari.

Mendapatkan vaksinasi rabies sesegera mungkin setelah gigitan hewan adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi.

Sebelum melakukan vaksin, dokter akan merawat dan membersihkan luka. Kemudian, dokter akan memberi imunoglobin rabies dan memberi suntikan untuk vaksin rabies.

Akan tetapi, pengobatan ini juga bisa menimbulkan efek samping seperti berikut:

  • nyeri, bengkak, atau gatal di tempat suntikan
  • sakit kepala
  • mual
  • sakit perut
  • nyeri otot
  • pusing.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Perut di Malam Hari

Pencegahan

Kabar baiknya, rabies adalah penyakit yang bisa dicegah. Ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mencegah rabies. Berikut cara tersebut:

  • melakukanvaksinasi rabies sebelum bepergian ke negara berkembang, melakukan kontak dengan hewan, atau bekerja di laboratorium yang menangani virus rabies.
  • memberi vaksinasi pada hewan peliharaan
  • cegah hewan peliharaan berkeliaran di luar
  • hindari kontak dengan hewan liar.
  • cegah kelelawar memasuki ruang atau bangunan lain di dekat rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau