Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Testis yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 14/11/2020, 18:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sering kali, testis yang tidak turun terus bergerak ke dalam skrotum selama tahun pertama kehidupan anak.

Jika testis belum juga turun pada saat seorang anak sudah berusia satu tahun, kemungkinan organ ini tidak akan melakukannya sendiri.

Terkadang prosedur pembedahan yang dikenal sebagai orchiopexy diperlukan untuk memindahkan testis ke dalam skrotum.

Risiko kanker testis mungkin sedikit lebih tinggi pada pria yang testisnya tetap berada di perut dibandingkan dengan yang telah turun setidaknya sebagian.

Jika kanker berkembang, biasanya itu terjadi di testis yang tidak turun. Tetapi, sekitar 1 dari 4 kasus terjadi pada testis yang turun secara normal.

Oleh karena itu, beberapa dokter menyimpulkan bahwa kriptorkismus sebenarnya tidak menyebabkan kanker testis, tetapi ada hal lain yang mengarah ke kanker testis dan posisi abnormal pada salah satu atau kedua testis.

Orchiopexy dapat mengurangi risiko kanker testis jika dilakukan saat anak masih kecil.

Baca juga: Penyebab Penis Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari

2. Riwayat keluarga dengan kanker testis

Memiliki ayah atau saudara laki-laki yang menderita kanker testis meningkatkan risiko seseorang juga terkena kanker tersebut.

Tetapi hanya sejumlah kecil kanker testis yang terjadi dalam keluarga.

Kebanyakan pria dengan kanker testis tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.

Sindrom Klinefelter adalah penyakit bawaan yang juga terkait dengan peningkatan risiko kanker testis.

3. Infeksi HIV

Beberapa bukti menunjukkan bahwa laki-laki yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV), terutama yang mengidap AIDS, berisiko lebih tinggi mengalami kanker testis.

Tidak ada infeksi lain yang terbukti meningkatkan risiko kanker testis.

Baca juga: 4 Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

4. Carcinoma in situ

Carcinoma in situ (CIS) adalah pertumbuhan sel abnormal pada jaringan yang melapisi suatu organ.

Tidak jelas seberapa sering CIS di testis berkembang menjadi kanker.

Dalam beberapa kasus, CIS ditemukan pada pria yang menjalani biopsi testis untuk mengevaluasi infertilitas atau mengangkat testis karena kriptorkismus.

Karena belum diketahui seberapa sering CIS menjadi kanker (invasif) yang sebenarnya, maka tidak jelas apakah mengobati CIS adalah ide yang bagus.

Beberapa ahli berpikir bahwa mungkin lebih baik menunggu dan melihat apakah penyakitnya semakin parah atau menjadi kanker sejati.

Hal ini memungkinkan banyak pria dengan CIS untuk menghindari risiko dan efek samping pengobatan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau