Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriptorkismus (Kelainan Testis): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 30/09/2020, 19:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Kriptorkismus adalah kondisi ketika salah satu atau kedua testis tidak turun ke skrotum saat janin sedang berkembang.

Selama masa kehamilan, testis terbentuk di perut dan secara bertahap turun melalui kanalis inguinalis ke dalam skrotum sekitar bulan ke-8 kehamilan.

Skrotum adalah kantong atau kantung kecil dari kulit yang menggantung di belakang penis.

Baca juga: Mikropenis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Sedangkan testis adalah organ berbentuk oval yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria.

Testis atau buah zakar ini menghasilkan sel sperma yang penting untuk fungsi reproduksi.

Testis juga berfungsi untuk memproduksi testosteron, hormon yang memainkan peran kunci dalam perkembangan seksual pria.

Gejala kriptorkismus

Melansir Medical News Today, gejala kriptorkismus yang paling jelas adalah ketika terlihat skrotum kosong atau testis tidak teraba di dalam skrotum.

Dokter akan dapat merasakan testis yang tidak turun ke skrotum selama pemeriksaan fisik.

Sekitar 80 persen testis yang tidak turun dapat diraba.

Testis biasanya terletak di ujung kanal inguinalis, saluran yang membawa korda spermatika menuju penis dan skrotum.

Jika dokter tidak dapat merasakan testis yang tidak turun ke skrotum, bisa jadi testis berada di tempat lain, seperti:

1. Perut

Lokasi paling tidak umum untuk testis yang tidak turun adalah di perut.

Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?

2. Inguinal

Testis telah berpindah ke kanal inguinalis, tetapi tidak cukup jauh untuk dapat dideteksi dengan sentuhan.

3. Atrofi atau tidak ada

Testis sangat kecil, atau tidak pernah terbentuk.

Penyebab kriptorkismus

Pada tahap awal, semua janin memiliki struktur yang dapat berkembang menjadi organ reproduksi pria atau wanita.

Anak itu menerima kromosom seks dari ibu dan ayahnya.

Kromosom seks adalah sepasang molekul DNA.

Baca juga: Penis Jarang Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari, Normalkah?

Kromosomnya akan menjadi XX pada janin perempuan, dan XY jika janin laki-laki.

Saat janin berkembang, gen XY mendorong perkembangan testis.

Hal itu menghasilkan hormon yang mendorong pertumbuhan saluran reproduksi pria, mencegah perkembangan wanita.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau