ISK pada pria lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua.
Salah satu alasannya adalah bahwa pria yang sudah lanjut usia (lansia) lebih mungkin mengembangkan pembesaran kelenjar prostat non-kanker, yang disebut hiperplasia prostat jinak.
Prostat membungkus leher kandung kemih, tempat uretra terhubung ke kandung kemih.
Pembesaran kelenjar prostat dapat mencekik leher kandung kemih, membuat urine lebih sulit mengalir dengan bebas.
Jika kandung kemih tidak benar-benar kosong, bakteri yang biasanya keluar bersama air seni mungkin dapat berpijak.
Baca juga: 7 Penyebab Urine Berwarna Gelap yang Perlu Diketahui
Faktor lain yang dapat membuat pria berisiko lebih besar terkena ISK adalah sebagai berikut:
Untuk mendiagnosis ISK, dokter akan memeriksa Anda dan menanyakan gejala, termasuk riwayat ISK sebelumnya.
Anda mungkin diminta juga untuk memberikan sampel urine untuk memeriksa nanah dan bakteri.
Kehadiran nanah sangat menunjukkan ISK.
Baca juga: 6 Penyebab Urine Jernih, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Sakit Ginjal
Jika dokter mencurigai adanya pembesaran kelenjar prostat, mereka mungkin akan melakukan pemeriksaan colok dubur, menggunakan sarung tangan jari untuk merasakan kelenjar prostat menembus dinding rektum.
Melansir WebMD, jika Anda terdiagnosis menderita ISK, Anda perlu minum obat antibiotik.
Tergantung pada jenis antibiotik yang diresepkan dokter, Anda akan meminum pil sekali atau dua kali sehari selama lima hingga tujuh hari atau bisa lebih.
Penting juga untuk minum cukup cairan.
Perlu diantisipasi, Anda mungkin tergoda untuk mengurangi asupan cairan jika buang air kecil terasa tidak nyaman.
Padahal, buang air kecil dapat membantu mengeluarkan bakteri dari sistem Anda.