KOMPAS.com – Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis).
Biasanya infeksi ini terjadi di paru-paru.
Tetapi organ lain, seperti ginjal, tulang belakang, atau otak mungkin dapat terpengaruh.
Baca juga: 5 Gejala TBC yang Perlu Diwaspadai
TBC paling sering menyebar melalui tetesan yang dihirup atau dibatukkan ke udara.
Penyakit ini pun bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Penyakit TBC atau bisa juga disebut TB pada anak dapat dibagi menjadi tiga tahap.
Apa saja?
1. Paparan
Ini terjadi ketika seorang anak pernah berhubungan dengan orang yang mungkin menderita atau memang mengidap TBC.
Tapi, anak tersebut akan mengalami tes kulit (tes mantoux) negatif, rontgen dada normal, dan tidak ada gejala.
2. Infeksi TBC laten
Ini terjadi ketika seorang anak memiliki bakteri TBC dalam tubuhnya, tetapi tidak menunjukkan gejala.
Sistem kekebalan anak yang terinfeksi menyebabkan bakteri TBC menjadi tidak aktif.
Baca juga: Penyebab TBC yang Perlu Diwaspadai
Bagi kebanyakan orang yang terinfeksi, TBC akan laten seumur hidup.
Serang anak pada tahapan infeksi TBC laten akan memiliki tes kulit positif, tetapi rontgen dada normal.
Anak ini tidak dapat menyebarkan infeksi ke orang lain.
3. Penyakit TBC (TBC aktif)
Ini adalah saat seorang anak memiliki tanda dan gejala infeksi aktif.
Anak ini akan memiliki tes kulit positif dan rontgen dada positif.
Anak ini juga dapat menyebarkan penyakit jika tidak diobati.
Menurut CDC, banyak anak yang terinfeksi bakter M. tuberculosis tidak pernah mengembangkan TBC aktif dan tetap dalam stadium TBC laten.
Baca juga: Beda Gejala Tuberkulosis pada Anak-anak dan Orang Dewasa
Melansir laman University of Rochester Medical Center Rochester, NY, gejala TBC pada anak dapat muncul sedikit berbeda pada masing-masing anak, dan bergantung pada usia anak.
Gejala TBC aktif yang paling umum pada anak kecil di antaranya, yakni:
Sedangkan, gejala TBC aktif yang paling umum pada remaja, yakni:
Baca juga: 7 Kelompok Orang yang Rentan Terjangkit Tuberkulosis (TBC)
Perlu diingat, gejala TBC pada anak-anak bisa seperti kondisi kesehatan lainnya.
Jadi, pastikan anak Anda dipertemukan dengan dokter untuk diagnosis.
Ketika datang ke fasilitas kesehatan, Anda mungkin akan ditanya dokter tentang gejala dan riwayat kesehatan anak Anda.
Dokter mungkin juga bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga Anda.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada anak Anda.
Melansir Mayo Clinic, TB dapat didiagnosis dengan tes kulit TB, yakni tes mantoux atau tuberculin skin test (TST).
Baca juga: Berat Badan Turun Drastis, Kapan Harus Mewaspadainya?
Dalam tes ini, sejumlah kecil bahan uji (tuberkculin) disuntikkan ke lapisan atas kulit.
Jika benjolan berukuran tertentu berkembang dalam 2 atau 3 hari, tes mungkin positif untuk infeksi TB.
Anak Anda mungkin juga memerlukan rontgen dada dan tes sputum.
Tes darah yang disebut interferon-gamma release assays (IGRA) juga dapat dilakukan.
Tes kulit TB di antaranya disarankan untuk anak-anak yang:
Sementara, tes kulit tahunan harus dilakukan pada anak-anak yang:
Seorang anak yang terpapar pada orang berisiko tinggi harus dites setiap 2 hingga 3 tahun.
Seorang anak mungkin perlu mendapatkan tes kulit TB dari usia 4-6 dan 11-16 tahun jika dia:
Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.